Logo BP3MI Provinsi Riau (IDN Times/ IG bp3miriau)
Menindaklanjuti laporan keluarga korban itu, Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Kepulauan Meranti, meneruskannya ke Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Riau.
"Sampai saat ini semua laporan yang masuk ke Naker dan diteruskan ke BP2MI dan belum ada informasi terbaru terkait kondisi terkini seluruh korban yang dimaksud," ujarnya.
Terkait dengan identitas korban, Haramaini tidak akan membukanya. Pihaknya juga menyembunyikan kronologis kejadian dan bentuk perlakuan hingga penyiksaan yang dalami oleh para korban.
Hal itu demi keselamatan seluruh korban yang dipaksa oleh para pelaku untuk mengejar target pendapatan atau omset. Jika tidak dilakukan oleh para korban, maka berujung penyiksaan.
"Tidak bisa kami menyampaikan identitas korban. Demikian juga kronlogis. Karena keluhan yang diteroma benar benar dirahasiakan oleh korban, agar tidak diketahui oleh pelaku TPPO. Korban menghubungi keluarganya pun dilakukan secara sembunyi-sembunyi," jelasnya.
Dilanjutkannya lagi, pihaknya menduga masih banyak korban yang berasal dari Kepualauan Meranti terlibat dalam aktivitas itu. Hanya saja para korban tidak berani melapor kepada pihak terkait.
"Tidak berani mereka melapor karena intimidasi dan penyiksaan yang dilakukan oleh para pelaku," ungkap Haramaini.
"Jadi dugaan saya korban itu ramai hanya saja korban tidak berani menbuat laporan," sambungnya.