Hal senada juga disampaikan warga yang lain. Pria yang mengaku bermarga Tampubolon ini juga menyesalkan aksi sepihak yang dipertontonkan pihak PLN.
"Saya juga sempat menjadi korban atas pemutusan sepihak. Petugas PLN yang hendak memutus meteran listrik seperti pencuri, tidak ada salam atau sepatah kata sebagai adat orang Timur," katanya.
Tampubolon juga menilai kinerja petugas PLN sangatlah arogan. Seharusnya, jika pun yang dihadapi konsumen yang menunggak, petugas tidak boleh sesuka hati main putus.
"Prosedurnya kan ada. Mati lampu gak ada masyarakat keberatan. Kalaupun ada suratnya kasih taulah terlebih dahulu. Kalau muslim pakailah Assalamualaikum, kalau Kristiani pakai Syalom. Ini masuk, putus langsung," ujar Tampubolon.
Sementara itu, Manajer PT PLN Rayon Sibolga, Poltak TP Samosir, saat dihubungi melalui aplikasi whatsapp belum berhasil dikonfirmasi. Pun begitu, saat dihubungi melalui telepon seluler, mantan Manajer PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Nias ini tidak mengangkat handphone miliknya.