Telah gugur pahlawanku, purna sudah janji bakti…
Penggalan lagu gugur bunga dinyanyikan serentak oleh massa yang berunjuk rasa di Titik Nol Kota Medan, Sabtu (6/9/2025). Sambil memegang lilin, massa dari Kolektif Kelompok Rentan, berdoa bersama. Menyampaikan duka, untuk 10 korban meninggal dunia, imbas gelombang unjuk rasa di beberapa daerah di Indonesia.
“Ini harus dicatat. 10 korban ini bukan hanya statistik angka. Kami menyebut mereka pahlawan. Orang-orang yang meninggal karena menuntut aspirasinya untuk didengar,” ujar Lusty Ro Malau, massa aksi dari Perempuan Hari Ini (PHI).
Massa yang datang dari komunitas perempuan, disabilitas, masyarakat adat, mahasiswa dan lainnya ini kompak mengenakan dress code berwarna merah muda dan hijau. Warna yang belakang disebut sebagai simbol perlawanan.
Sejak petang, mereka berunjuk rasa. Bergantian berorasi dan menampilkan seni kreatif. Sajak tajam puisi, lukiasn, hingga lagu-lagu bernada protes dilantangkan.
Bagi massa, aksi ini bukan sekedar unjuk rasa. Mereka menggelar unjuk rasa untuk merawat api perlawanan terhadap para pejabat di pemerintahan yang dianggap tidak berpihak kepada masyarakat.
Semula, massa berjumlah puluhan orang. Jelang hari gelap, massa terus berdatangan satu per satu. Sejumlah masyarakat yang ada di sekitar unjuk rasa juga ikut membersamai aksi itu.