Menteri PPPA Arifah Fauzi di acara Dies Natalis ke-45 FISIP USU, Sabtu (8/11/2025) (IDN Times/Doni Hermawan)
Dalam kesempatan itu, Arifah juga memperkenalkan layanan pengaduan SAPA 129 (Sahabat Perempuan dan Anak) ke mahasiswa FISIP USU. Ia berharap mahasiswa dapat ikut berperan aktif dalam pencegahan kekerasan. Terutama di lingkungan kampus.
“Kami berharap bahwa anak-anak mahasiswa ini juga menjadi pelopor bagaimana melakukan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Nggak mungkin kita-kita aja yang harus bekerja untuk menyelesaikan persoalan-persoalan ini. Mahasiswa punya peran yang sangat penting dan strategis bersama-sama dengan kami bagaimana memberikan pemahaman di lingkungan kampus sendiri dan juga di masyarakat sekitarnya,” ujarnya.
Calon pemimpin ke depan menurutnya harus punya perspektif tentang kesetaraan gender. Melihat perempuan sebagai manusia, bukan sebagai bagian. "Jadi perempuan itu diberikan kesempatan, diberikan akses untuk meningkatkan kapasitas dirinya,” katanya.
Pada kesempatan itu Arifah mengingatkan tantangan di era digital yang harus disikapi bijak. Apalagi banyak faktor kekerasan terutama terhadap perempuan dan anak juga terjadi di ranah digital.
“Kalau saya lihat tadinya sangat luar biasa, hanya tantangannya lebih besar karena kecanggihan teknologi. Kalau kita tidak bijaksana menggunakannya maka itu menjadi mendatangkan hal negatif. Tetapi bagaimana ketika kita bisa memaksimalkan penggunaan teknologi, informasi teknologi dan sebagainya, maka ini akan menjadi support untuk membangun manusia yang unggul dan berkualitas,” ujar Arifah
Diketahui orasi ilmiah ini merupakan bagian dari rangkaian acara Dies Natalis ke-45 FISIP USU yang digelar 6-8 November 2025. Sebelumnya Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid juga menyampaikan orasi ilmiahnya.
Berbagai acara yang digelar mulai dari lomba e-sport, lomba mewarnai dan fashion show anak-anak, bazar UMKM, Rally Academic, hingga batu goncang.