Menteri Transmigrasi, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara (kiri) bersama Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (kanan) (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)
Di lokasi yang sama, Menteri Transmigrasi, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara menegaskan bahwa proyek di Pulau Rempang tetap berstatus sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
"Kami sudah tanyakan langsung kepada Kepala Bappenas, bahwa proyek ini masuk dalam prioritas nasional. Maka, pemerintah pusat akan terus memberikan perhatian kepada Rempang," kata Menteri Iftitah.
Iftitah mengakui bahwa masih ada penolakan dari sebagian warga Pulau Rempang terhadap proyek ini. Menurutnya, hal ini terjadi karena mereka belum merasakan manfaat nyata dari program yang dijalankan pemerintah.
"Warga menolak karena belum merasakan manfaatnya secara langsung," katanya.
Ia juga menjelaskan perbedaan antara relokasi dan transmigrasi. Relokasi bersifat wajib, yakni memindahkan warga dari satu tempat ke tempat lain tanpa adanya pendampingan lebih lanjut.
Sementara itu, transmigrasi bersifat sukarela dan melibatkan dukungan pemerintah dalam bentuk pendampingan serta insentif bagi masyarakat yang ingin pindah.
"Ada pendampingan dan insentif dari pemerintah pusat, baik dalam hal pekerjaan, pendidikan, maupun kesehatan. Kami juga sudah membahas dengan Menko, misalnya bagi masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, akan disiapkan bantuan kapal berkapasitas 10-30 GT, dermaga, hingga fasilitas penyimpanan ikan," ungkapnya.
Terkait anggaran Transmigrasi Lokal sendiri, Menteri Iftitah menjelaskan bahwa Kementerian Transmigrasi telah mendapatkan alokasi anggaran khusus untuk proyek ini.
Pemerintah juga berupaya memastikan pembangunan di Rempang berjalan sesuai rencana, dengan menjadikannya sebagai model pengembangan wilayah berbasis transmigrasi.
"Rempang adalah role model, dan anggaran yang akan dialokasikan masih dalam pembahasan. Namun, untuk perumahan saja, Kementerian PUPR mengalami efisiensi anggaran sehingga sekitar 400-500 rumah belum terbangun. Di sini kami masuk, dan bantuan yang disiapkan mencapai Rp70 miliar," ungkapnya.
Selain itu, pembangunan infrastruktur seperti dermaga dan kapal untuk nelayan juga akan dikoordinasikan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Soal pendanaan ini, kami berkoordinasi dengan KKP. Jika KKP sudah mengalokasikan dana, maka kami tahan dulu. Jika belum, kami yang akan mengeluarkan anggaran," tutupnya.
Sebagaimana diketahui, Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City mengalami percepatan setelah mendapatkan dukungan dari investor asal China, Xinyi International Investments Limited, yang berkomitmen menanamkan investasi senilai Rp348 triliun hingga tahun 2080.
Untuk pengelolaan kawasan ini, pemerintah pusat telah menunjuk PT Makmur Elok Graha (MEG), anak perusahaan Arta Graha Group yang didirikan oleh Tommy Winata, sebagai pengembang utama.