Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi banjir (IDN Times/Nathan Manaloe)
ilustrasi banjir (IDN Times/Nathan Manaloe)

Medan, IDN TimesSumatera Utara sudah memasuki musim penghujan untuk beberapa bulan ke depan. Sumut masih memiliki potensi tinggi untuk bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

Lantas bagaimana langkah Sumut menghadapi potensi ini. Apa yang akan dilakukan pemerintah dalam penguatan mitigasi bencana di daerah rawan?

Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut, Togap Simangunsong, mengatakan Pemprov telah menyiapkan lima langkah strategis untuk memperkuat mitigasi bencana di seluruh wilayah rawan.

“Tim ini akan menyusun rencana aksi nyata dalam pengendalian dan mitigasi banjir bandang,” ujar Togap saat membuka Rapat Kesiapsiagaan Menghadapi Musim Penghujan Sumut di Kantor Gubernur Sumut, Kamis (9/10/2025).

1. Sumut bakal membentuk tim terpadu untuk menyusun rencana aksi

ilustrasi banjir (pexels.com/Pok Rie)

Langkah pertama yang disepakati Pemprov Sumut adalah pembentukan tim terpadu (task force) yang beranggotakan unsur pemerintah daerah, lembaga teknis, aparat, akademisi, dan perwakilan masyarakat.

Tim ini nantinya akan bertugas menyusun rencana aksi cepat dan terukur untuk pengendalian banjir dan longsor, termasuk evaluasi wilayah-wilayah yang paling rawan terdampak.

2. OPD diminta beri masukan konkret dan dukungan pendanaan

Ilustrasi Banjir di Pondok Gede, Bekasi/ IDN Times Dini Suciatiningrum

Langkah kedua adalah mengoptimalkan koordinasi lintas lembaga. Setiap organisasi perangkat daerah (OPD) dan instansi terkait diminta memberikan masukan konkret, terutama terkait sumber daya manusia, pembiayaan, dan sinergi antarprogram.

Pendekatan ini diharapkan membuat program mitigasi bencana lebih terintegrasi, bukan hanya responsif setelah bencana terjadi.

3. Edukasi, kolaborasi, dan peran masyarakat jadi kunci

Ilustrasi banjir di permukiman kota (Unsplash.com/Iqro Rinaldi)

Togap menjelaskan, tiga langkah berikutnya mencakup peningkatan edukasi masyarakat, penguatan kolaborasi antar lembaga, dan pemberdayaan warga lokal.

Edukasi akan difokuskan di wilayah rawan bencana agar masyarakat paham pentingnya menjaga hutan, mengelola sungai, serta siap menghadapi potensi banjir bandang.

“Langkah keempat adalah memperkuat kolaborasi dengan lembaga seperti BMKG, BPDAS, BWS, TNGL, dan BKSDA untuk melakukan pemantauan serta peringatan dini secara berkelanjutan,” ujar Togap.

Ia menambahkan, keterlibatan masyarakat juga sangat penting dalam menjaga lingkungan. “Kita ingin tumbuh kesadaran bersama menjaga hutan dan sungai sebagai sumber kehidupan,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I, Hendro Nugroho, mengingatkan bahwa Sumut akan mengalami peningkatan curah hujan signifikan mulai Oktober hingga November 2025.

“Wilayah Sumut diprediksi akan mengalami peningkatan curah hujan signifikan dalam beberapa hari ke depan, dengan intensitas lebat hingga sangat lebat. Pemerintah daerah, lembaga terkait, dan masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi,” jelasnya.

Editorial Team