Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pacu-jalur-banner.jpg
Olahraga Pacu Jalur di Sungai Kuantan, Kuansing, Riau (dok.Kuansing.go.id)

Intinya sih...

  • Jalur adalah perahu tradisional yang bisa mengangkut 40-60 orang

  • Awalnya untuk memeriahkan hari-hari besar Islam

  • Pacu Jalur kini jadi agenda pariwisata unggulan Pemerintah Provinsi Riau

Setiap daerah di Indonesia memiliki olahraga tradisional yang mencerminkan budaya setempat. Di Riau, salah satu yang paling terkenal adalah Pacu Jalur, sebuah lomba dayung tradisional yang menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing). Pacu Jalur mendunia setelah potongan video bocah yang memandu pacu jalur viral di jagat maya, terutama di TikTok. Memicu tren "Aura Farming" di berbagai negara. Bahkan dijadikan selebrasi beberapa pesepak bola dunia.

Menurut catatan di laman resmi Pemkab Kuansing, sejarah Pacu Jalur sudah ada sejak abad ke-17. Jalur sendiri adalah perahu tradisional panjang yang dahulu menjadi sarana transportasi utama warga di sepanjang Sungai Kuantan, mulai dari Kecamatan Hulu Kuantan hingga Kecamatan Cerenti. Pada masa itu, jalur darat belum berkembang pesat, sehingga sungai menjadi urat nadi kehidupan masyarakat.

1. Jalur adalah perahu tradisional yang bisa mengangkut 40-60 orang

Olahraga Pacu Jalur di Sungai Kuantan, Kuansing, Riau (dok.Kuansing.go.id)

Masyarakat setempat menyebut jalur sebagai ‘perahu besar’ berbahan kayu bulat utuh, tanpa sambungan, dan digerakkan oleh 45–60 orang pendayung yang disebut anak pacu. Awalnya, jalur digunakan untuk mengangkut hasil bumi dari desa ke desa.

Seiring waktu, jalur tak hanya berfungsi sebagai alat angkut, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan. Hiasannya kian artistik seperti kepala ular, buaya, atau harimau di bagian lambung atau selembayung, lengkap dengan payung, tali-temali, selendang, tiang tengah (gulang-gulang), hingga lambai-lambai, tempat juru mudi berdiri. Dulu, jalur berhias megah hanya dimiliki kalangan bangsawan dan penguasa sebagai lambang status sosial.

2. Awalnya untuk memeriahkan hari-hari besar Islam

Potret Festival Pacu Jalur Tradisional di Kabupaten Kuantan Sengingi, Riau (Dok. Kementerian Pariwisara RI)

Sekitar satu abad kemudian, lahirlah ide untuk menjadikan jalur sebagai sarana lomba adu kecepatan di sungai. Dari sinilah Pacu Jalur bermula, sebuah atraksi rakyat yang kemudian menjadi tradisi turun-temurun. Pacu Jalur dipercaya sudah ada sejak 1903. Artinya jadi salah satu tradisi olahraga air tertua di Nusantara.

Pada awalnya, perlombaan ini digelar di kampung-kampung sepanjang Sungai Kuantan untuk memeriahkan perayaan hari-hari besar Islam. Namun seiring waktu, Pacu Jalur juga menjadi agenda rutin menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia setiap bulan Agustus.

Sebelumnya pada masa penjajahan Belanda, Pacu Jalur kerap diadakan untuk memeriahkan perayaan adat, pesta rakyat, atau merayakan hari kelahiran Ratu Belanda Wilhelmina setiap 31 Agustus. Biasanya, lomba digelar 2–3 hari berturut-turut, menyesuaikan jumlah jalur peserta.

3. Pacu Jalur kini jadi agenda pariwisata unggulan Pemerintah Provinsi Riau

Festival Pacu Jalur Tradisional di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. (dok. Kemenparekraf)

Pada hari pelaksanaan Pacu Jalur, Kuantan Singingi seolah disulap menjadi lautan manusia. Ribuan orang dari berbagai daerah bahkan para perantau akan pulang kampung hanya demi menyaksikan jalannya perlombaan.

Tidak heran, kemacetan sering terjadi di mana-mana, menandakan betapa besarnya animo masyarakat. Biasanya, jumlah jalur yang berlomba bisa menembus angka seratus perahu lebih!

Kini, Pacu Jalur bukan sekadar lomba dayung biasa. Warna-warni kostum para pendayung, gemuruh dentuman meriam tanda lomba dimulai, dan sorak-sorai penonton menjadi daya pikat budaya khas Kuantan Singingi yang selalu dinanti setiap tahunnya.

Bagi masyarakat Riau, Pacu Jalur bukan hanya olahraga melainkan jembatan sejarah, simbol kebersamaan, sekaligus magnet pariwisata yang patut dirayakan bersama. Hingga kini, Pacu Jalur tetap menjadi agenda pariwisata unggulan Pemerintah Provinsi Riau untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Editorial Team