Mengaku Petugas Leasing, Enam Pria Rampas Mobil di Jalan Tol

AKP Hendro menjelaskan, keenam pelaku masing-masing bernama YVH, ATM, DS, HS, RM dan HM. Sedangkan korbannya M. Zakaria (39), warga Dusun XIV Desa Firdaus, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumut.

Hendro menuturkan, awal perampokan terjadi ketika mobil yang dikendarai Zakaria melintas di tempat kejadian perkara (TKP). Di saat bersamaan para pelaku menghadang laju kendaraan korban.

"Untuk memuluskan aksinya, keenam pelaku mengaku sebagai petugas leasing. Tapi mereka tak bisa menunjukkan dokumen penyitaan dari pengadilan," ungkap Hendro.

Korban sempat bersitegang dengan para pelaku yang hendak merampas mobilnya. Karena kalah jumlah, Zakaria meminta bantuan ke pihak PJR Polda Sumut dan petugas jalan tol.

Kemudian petugas PJR Polda Sumut beserta petugas tol melakukan pengejaran terhadap keenam pelaku. Beberapa menit melakukan pengejaran akhirnya mereka berhasil ditangkap di pintu tol Pulau Kemiri, sekira pukul 18.30 WIB. Selenjutnya keenam pelaku diboyong ke Polres Serdang Bedagai untuk diproses lebih lanjut.

Ketika diinterogasi, lanjut Hendro, dalam beraksi keenam pelaku mengaku sebagai penagih dari salah satu perusahaan finance. Akan tetapi mereka tidak bekerja sesuai dengan prosedurnya. Kepada polisi mereka juga mengaku kalau merampas mobil di depan pintu tol baru kali pertama.

"Tapi, mereka beraksi dari daerah Deli Serdang sampai ke Serdang Bedagai. Dan sudah 3 sampai 12 kali melakukan perampasan mobil," ujar Hendro.

Masih dikatakan Hendro, sesuai keputusan Mahkamah Agung (MA) dan menteri keuangan, apabila ada jaminan fidusia, pengambilan kendaraan harusnya di daftarkan terlebih dahulu ke pengadilan. Bukan malah melakukan pengambilan secara paksa atau sepihak.

Komplotan ini bisa dikatakan menyaru sebagai petugas leasing, hal itu dikarenakan dari ke enam hanya satu orang yang mengaku Debt Collector. Itupun dia tidak bisa menunjukkan kartu identitas tempatnya bekerja. Dia hanya menunjukkan foto kopi surat yang diklaimnya sebagai tempatnya bekerja.

"Otak pelakunya adalah ATM. Dia yang mengarahkan teman-temannya untuk beraksi di pintu tol tersebut," pungkas Hendro.