Deretan skuter tua ikut dalam upacara kemerdekaan yang digelar SOG Indonesia dan Begawan Institute di Kota Medan, Rabu (17/8/2022). (IDN Times/Prayugo Utomo)
Bagi Dahnil, skuter punya filosofi penting. Skuter mengajarkan bagaimana manusia bisa hidup bahagia di tengah kekurangan dan kelebihan. Karena, merawat skuter tua butuh kesabaran. Namun jika bisa merawatnya dengan baik, tentu ada kepuasan tersendiri. Begitu juga bergabung dengan komunitas skuter. Bisa menerima keberagaman orang-orang di dalamnya.
“Demikian pun kita ber - Indonesia. Kita tahu betul kelebihan dan kelemahannya. Tapi kita tetap merawat ke-Indonesia-an.
Dia berharap, masyarakat bisa semakin kompak dalam keberagaman. Seperti persaudaraan di komunitas skuter tua. Apalagi saat ini, kata Dahnil, dunia dalam kondisi ketidakpastian. Ketidakpastian perekonomian dan pandemik yang masih berlangsung membuat potensi konflik kian meruncing.
“Tentu yang kita butuhkan adalah kekompakan. Indonesia kompak, Indonesia rukun. Ketika kita kompak dan rukun, kita bisa berbuat maksimal,” pungkasnya.
Selain upacara bendera, dalam kesempatan itu juga digelar deklarasi SOG Sumut. Para skuteris juga menyempatkan diri melakukan konvoi di ke sejumlah titik.
Untuk diketahui, SOG Indonesia dididirikan pertama kali pada akhir February 1995 di Gang Nangkasuni Kota Bandung dengan nama Vespa Owners Club (VOC). Selama berdiri, SOG banyak melakukan kegiatan sosial. SOG Indonesia berorientasi menjadikan sebuah komunitas untuk dapat menjalin erat kekeluargaan dan solidaritas sesamanya di samping sebagai wadah untuk menyalurkan hobi yang mempererat tali silaturahmi tanpa membedakan Agama,Suku,adat, warna kulit dan Ras. Saat ini, SOG sudah tersebar di sejumlah provinsi. Termasuk Sumut yang baru saja dideklarasikan.