Seminar internasional Disrupsi Digital Media mengawali HPN 2023 di Medan, Selasa (7/2/2023) (IDN Times/Doni Hermawan)
Atal mengatakan platform digital menghadirkan kemungkinan baru yang menggiurkan memproduksi konten menciptakan interaksi dan menjangkau khalayak. Namun kerap kali dikecewakan dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
"Banyak pengelola media yang kecewa terhadap perilaku platform digital yang berpikir meninggalkannya, tapi sedikit yang melakukannya dan banyak yang tak bisa. Penting untuk sungguh-sungguh dipikirkan bagaimana penerbit atau pengelola media tidak tergantung program digital. Penerbit tidak bisa hanya mengandalkannya kerja sama dengan platform dalam mendistribusikan konten. Harus memikirkan opsi lain di luar platform digital," tambah Atal.
"Kemandirian penerbitan di hadapan platform digital sangat fundamental sifatnya untuk keberlanjutan hidup media. Platform digital masih memiliki kepedulian terhadap jurnalisme. Perlu ditegaskan motif utama di balik uluran platform digital di kalangan penerbit bukan di situ. Sebenarnya platform digital adalah kekuatan bisnis yang kekuatan utamanya peraihan keuntungan. Fakta-fakta menunjukkan menunjukkan hubungan yang berat sebelah. Bahkan terkadang tidak win-win, tapi lebih banyak mengendalikan penerbit, mengubah sistem algoritma dengan dampak serius terhadap konten penerbit tanpa memberitahukannya," bebernya.
Sementara itu pemerhati komunikasi dan digitalisasi yang juga menginisiasi regulasi penerbit media di Indonesia mengatakan Agus Sudibyo mengatakan, pemilik media tak bisa berjalan tanpa platform digital. Sebab hingga 80 persen google dan facebook mengontrol pemberitaan. Termasuk iklan.
"Pengelola media harus bernegosiasi dengan google dan facebook karena memang merupakan platform digital. Mereka harus membantu anggotanya bagaimana mempersiapkan diri agar media di Indoensia memiliki peluang, bagaimana menuntut Google, FB agar berita yang dihasilkan media ada nilai beritanya," ujar Agus.
Seminar internasional itu juga menghadirkan pembicara Nelson Yap anggota dari Australian Press Council yang juga Publisher & Editor of Australian Property Journal, Rod Sims, Former Competition Chair of Australia, dan Agus Sudibyo pemerhati komunikasi dan digitaliasi yang juga mantan pengurus Dewan Pers serta Dahlan Dahi, CEO Tribun Network.