Medan, IDN Times - Tarian kreasi daerah yang dimainkan para penari dari berbagai kabupaten/kota se-Sumut, Riau, Aceh, dan Sumbar menyemarakkan Medan Dance Collaboration Festival yang diselanggarakan Ikatan Sanggar Tari Medan (Istarmed), Jumat (9/9/2022) di Panggung Keong Kompleks PRSU Medan.
Dengan tataan lampu dan artistik panggung yang apik, pergelaran ini berlangsung dua hari serta didukung penuh Dinas Kebudayaan Medan yanh berhasil memukau dan menahan ratusan penonton hingga pertunjukan malam pertama itu usai.
Pergelaran yang dibuka oleh Wali Kota Medan Bobby Nasution diwakili Kadis Kebudayaan Kota Medan O.K. Zulfi ini diawali dengan tarian kolosal yang dimainkan secara kolaboratif oleh seluruh penari dari berbagai daerah itu.
Para penari dengan busana khas tradisi secara bersama-sama menarikan seluruh tarian etnis di Sumatra Utara, juga Aceh, Riau, dan Sumbar. Tarian tersebut berhasil melukiskan keindahan kolaborasi antartarian tradisi tanpa menanggalkan identitas masing-masing daerah.
Setelah awal yang menggelegar, panggung pun penuh warna dengan penampilan masing-masing daerah, antara lain dengan Sanggar Permata Tanjungpura dengan tari "Joget Pucuk Pisang", Sanggar Aditya Karo dengan "Mbuah Page", Lembaga Pendidikan Seni Semenda dengan "Tor-tor Honma", Lembaga Kesenian Bunga Tanjung Deliserdang dengan "Tarian Bermain", Sanggar Melati Suci Binjai dengan "Zapin Ceracap", Istarmed dengan "Ketabo".
Sanggar Titian Akar yang tampil pada malam pertama ini juga tidak mau kalah dengan penampilan sanggar-sanggar di Sumut. Dengan gerak harmonis mereka menyajikan "Tari Piring Badarai". Tidak kalah menarik dan mengundang tepukan penonton adalah sajian dari Sanggar Poh Cakra Aceh yang membawakan "Rapai Geleng" dengan penuh totalitas dan kepaduan yang utuh.
Ada sekitar 14 etnis yang ikut serta, dalam tarian daerah tersebut dengan berkolaborasi diberbagai daerah. Diantaranya Melayu, Toba, Karo, Nias, Simalungun, Mandailing, Tapanuli Tengah, Simalungun, Aceh, Jawa, Arab, India dan China.