Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Patung Trump dihukum gantung dibawa keliling kota Medan oleh peserta aksi bela Palestina (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Medan, IDN Times - Suara-suara pembelaan terhadap Palestina masih menggema di Kota Medan. Ratusan massa aksi yang sebagian berasal dari Kota Tanjung Balai menggeruduk Kantor Konsulat Jenderal (Konjen) Amerika Serikat di Jalan M.T Haryono, Medan Timur.

Aksi bukan hanya diwarnai spanduk-spanduk protes terhadap kejahatan kemanusiaan, namun juga penuh simbolisasi. Salah satunya ialah keliling Kota Medan dengan membawa patung Presiden Amerika Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang dihukum gantung.

1. Berorasi di depan Konjen Amerika, massa aksi bela Palestina sampaikan beberapa tuntutan

Massa aksi bela Palestina berhenti di depan Konjen Amerika (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Dengan mengendarai truk terbuka cukup panjang dan sepeda motor, massa aksi bela Palestina bergerak dari Masjid Raya untuk keliling Kota Medan. Mereka berkali-kali meneriakkan pembelaannya terhadap Palestina yang sampai saat ini masih dijajah Israel.

"Aliansi GAZA mengambil sikap atas terus terjadinya pembantaian yang dilakukan Israel sehingga bahkan menewaskan bayi-bayi dan perempuan-perempuan renta di Palestina. Kami menyerukan perlawanan total kepada Israel dan semua pendukungnya baik yang berada di Palestina maupun berada di luar wilayah tersebut. Dalam hal ini kami juga mendesak negara-negara Islam agar segera melakukan tindakan nyata dalam membela Palestina," ungkap Koordinator aksi, Ahmad Daud, Jumat (16/5/2025) sore.

Bukan hanya itu, massa aksi juga mendesak pemerintah pusat agar mengambil alih semua aset ekonomi yang terafiliasi sebagai pendukung Israel. Termasuk pula memboikot produk-produk yang ada.

"Ini merupakan pernyataan sikap kita kepada Netanyahu dan Donald Trump bahwa kita akan tetap bergerak. Karena kaum muslimin adalah saudara seakidah," lanjut Ahmad Daud.

2. Massa aksi keliling Medan membawa patung Trump dan Netanyahu

Patung Trump dihukum gantung dibawa keliling kota Medan oleh peserta aksi bela Palestina (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Salah satu yang memantik perhatian adalah ketika massa aksi dengan sengaja membawa patung Trump dan Netanyahu dihukum gantung. Patung ini diletakkan di kepala truk lalu mereka keliling Kota Medan. Di badan truk, mereka juga membawa spanduk besar yang bertuliskan "Hukum mati Netanyahu dan Donald Trump".

"Perjuangan membela Palestina adalah bagian dari konstitusi Indonesia. Bahwa perbedaan adalah hak segala bangsa. Bahwa Indonesia adalah negara yang mengutuk atau tidak membolehkan ada penjajahan," ungkap tokoh agama bernama Rafinal.

Ia juga menambahkan bahwa untuk mendukung Palestina tidak harus menjadi muslim. Sebab, kejahatan kemanusiaan yang terjadi merupakan perkara yang sangat kompleks.

"Palestina 77 tahun masih dijajah Israel, dan didukung Amerika beserta sekutunya. Oleh karena itu, tak mesti menjadi muslim untuk mendukung Palestina. Mendukung palestina berarti mendukung kemanusiaan," sebut Rafinal.

3. Sebagian massa aksi datang jauh dari Tanjung Balai

Momen massa aksi koyak bendera Amerika dan Israel di depan Konjen Amerika Medan (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Di depan Konjen Amerika massa aksi menyampaikan berbagai orasi. Rafinal mengatakan bahwa banyak dari mereka justru berasal dari Tanjung Balai.

"Kita datang ke Konjen Amerika sebagai simbol perlawanan terhadap Amerika yang tidak adil dan tidak mau memerdekakan Palestina. Dan massa aksi yang hadir sebagian dari Kota Tanjung Balai," ungkap Rafinal.

Baginya, sebagai sesama manusia dibutuhkan aksi komunal untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Baik masyarakat dan pemerintah dianggap sama-sama memiliki peranan sentral.

"Pertama kepada masyarakat tetap memiliki semangat juang membela Palestina. Sementara kepada pemerintah untuk bersungguh membela Palestina dalam komunikasi internasional, termasuk bagaimana pemerintah mendukung pemboikotan," pungkasnya.

Editorial Team