Massa dari Aliansi Mahasiswa Rakyat Menggugat (AMRM) menggelar unjuk rasa di depan DPRD Sumut menuntut pemakzulan Presiden Joko Widodo, Senin (12/2/2024). (IDN Times/Prayugo Utomo)
Ternyata ada cerita di balik aksi massa yang diikuti puluhan massa itu. Kata Rozy, mereka mendapat intimidasi. Dugaan intimidasi itu menerang sejumlah pentolan aksi di dalam aliansi.
“(kami) ada telepon di sana sini. Per hari ini ada sekitar lebih dari 20 kali telepon nomor tidak dikenal yang kami terima,” kata Rozy.
Intimidasi diduga datang dari aparat. Mereka mencoba mengajak beberapa pentolan untuk bertemu sebelum aksi.
“Kami menolak untuk itu. Kami tetap stay di kampus kami tetap komitmen dengan gerakan kami hari ini. Kami tidak menerima usulan ataupun tidak menerima perjumpaan dengan pihak lain,” katanya.
Selain dari aparat, sejumlah ASN dikabarkan juga mencoba mengintimidasi aksi itu. Di kampus sendiri, isu tentang aksi mereka dimanfaatkan sejumlah orang yang diduga hendak menggagalkan. Di kampus Universitas Sumatra Utara (USU) ada yang menyebarkan informasi bahwa aksi akan digelar di rektorat.
“Ada dukungan dari pihak kampus. Cuman kami tidak menutup juga bahwa ada sedikit intimidasi,” katanya.