Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pembukaan Malaysia Tourism Fair di Centre Point Mal, Jumat (26/9/2025) (IDN Times/Doni Hermawan)
Pembukaan Malaysia Tourism Fair di Centre Point Mal, Jumat (26/9/2025) (IDN Times/Doni Hermawan)

Intinya sih...

  • Malaysia Tourism Fair sebagai ajang mempererat hubungan industri pariwisata Malaysia–Indonesia

  • Ajak masyarakat Sumatra Utara memanfaatkan berbagai promo yang ditawarkan

  • Berbagai destinasi baru di Malaysia

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Medan, IDN Times – Menyambut program Visit Malaysia 2026, Tourism Malaysia Medan menggelar Malaysia Tourism Fair di Main Atrium Centre Point Mall Medan pada 26–28 September 2025. Pameran wisata ini menghadirkan ragam penawaran menarik mulai dari perjalanan keluarga, liburan insentif, perawatan kesehatan, hingga belanja dan kuliner.

Acara ini dibuka resmi oleh Tuan Shahril Nizam Abdul Malek, Konsul Jenderal Malaysia di Medan, didampingi M. Odi Anggia Batubara selaku Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan, serta Ibu Nor Hasni Saidin, Konsul Muda Pelancongan Konsulat Jenderal Malaysia Medan.

1. Malaysia Tourism Fair sebagai ajang mempererat hubungan industri pariwisata Malaysia–Indonesia

Pembukaan Malaysia Tourism Fair di Centre Point Mal, Jumat (26/9/2025) (IDN Times/Doni Hermawan)

Dalam sambutannya, Tuan Shahril mengajak semua pihak untuk menjadikan Malaysia Tourism Fair sebagai ajang mempererat hubungan industri pariwisata Malaysia–Indonesia. “Saya berharap pameran ini memberikan kesadaran bahwa masih banyak lagi potensi wisata di Malaysia yang belum dikenal luas. KLCC dan Kuala Lumpur mungkin sudah sangat populer, tetapi ada juga destinasi baru seperti Saloma Link, River of Life, hingga Taman Botani Perdana yang menambah pengalaman wisatawan,” ungkapnya.

Tuan Shahril menambahkan, sekali berkunjung ke Malaysia tidak cukup untuk menikmati semua pesonanya. “Tak bermakna kalau sudah sekali ke Malaysia, sudah selesai. Saya sendiri pun belum habis menjelajahi Kuala Lumpur. Bahkan untuk tempat makan pun, saya masih sering bertanya kepada teman-teman Indonesia yang justru lebih tahu spot kuliner populer di sana,” ujarnya sambil berkelakar.

2. Ajak masyarakat Sumatra Utara memanfaatkan berbagai promo yang ditawarkan.

Pembukaan Malaysia Tourism Fair di Centre Point Mal, Jumat (26/9/2025) (IDN Times/Doni Hermawan)

Lebih lanjut, ia mendorong masyarakat Sumatra Utara memanfaatkan berbagai promo yang ditawarkan. “Ambil peluang dari promosi-promosi ini. Banyak tawaran menarik sekali untuk berkunjung ke Malaysia. Saya yakin pameran ini bisa menarik minat masyarakat, kalau pun tidak bulan ini, mungkin dua bulan lagi atau di tahun mendatang,” katanya.

Ketika ditanya waktu terbaik berkunjung ke Malaysia, Tuan Shahril menjawab dengan ringan. “Paling enak dari bulan satu sampai bulan dua belas. Setiap bulan enak juga. Tapi kalau mau lebih eksklusif, datanglah ketika Indonesia libur, tapi Malaysia tidak libur. Saat itu suasananya lebih privat. Namun, kalau suka keramaian, saat kedua negara sama-sama libur justru lebih meriah,” jelasnya.

Pada 2024, Malaysia mencatat 38 juta wisatawan mancanegara. Indonesia menjadi pasar terbesar kedua setelah Singapura dengan 4,1 juta kunjungan. Sementara itu, dari Januari hingga Juni 2025, Malaysia menerima 20,6 juta wisatawan asing, termasuk 2,1 juta dari Indonesia atau naik 8,1 persen dibanding periode sama tahun lalu.

Optimisme itu didukung konektivitas yang kuat. Setiap minggu ada lebih dari 200 penerbangan langsung dari Sumatera ke Malaysia melalui Medan, Pekanbaru, Banda Aceh, Padang, Palembang, dan Batam, ditambah 290 jadwal feri dari Dumai, Asahan, dan Batam.

3. Berbagai destinasi baru di Malaysia

Pembukaan Malaysia Tourism Fair di Centre Point Mal, Jumat (26/9/2025) (IDN Times/Doni Hermawan)

Selain destinasi ikonik seperti Petronas Twin Towers, Batu Caves, dan KLCC Park, pengunjung kini juga bisa menikmati wajah baru pariwisata Malaysia melalui Saloma Link, Skyride KL, River of Life, Gamuda Land, hingga Taman Botani Perdana.

Tourism Malaysia Medan menggandeng 10 agen perjalanan dari Medan, 4 rumah sakit Malaysia, 1 hotel, 2 maskapai penerbangan, serta produk kuliner Adabi. Program Malaysia My Second Home dan dukungan dari Bank Negara Indonesia (BNI 46) juga melengkapi beragam promo wisata dengan harga kompetitif dan kemudahan pembayaran.

Dengan berbagai penawaran tersebut, Malaysia Tourism Fair menjadi etalase pariwisata yang bukan hanya memanjakan wisatawan, tetapi juga memperkuat ikatan pariwisata Indonesia–Malaysia.

“Semakin ramai yang berkunjung ke Malaysia, semakin ramai pula yang akan datang ke Indonesia. Ini hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. It’s a win-win,” tutup Tuan Shahril.

Sementara Kadis Pariwisata Kota Medan, M. Odi Anggia Batubara, menyampaikan optimismenya terhadap kerja sama pariwisata antara kedua negara.“Saya selalu tidak mau ketinggalan acara Malaysia karena saya ingin terus belajar dari Malaysia. Kita memiliki kultur, bahasa, dan kuliner yang tidak jauh berbeda. Bahkan bisa dikatakan Malaysia dan Indonesia ini kembar dalam banyak hal,” ujarnya.

Menurutnya, posisi strategis Kota Medan sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia sekaligus kota terdekat dengan pusat-pusat Asia Tenggara menjadi peluang besar.“Kami optimis kerja sama antara pelaku wisata Malaysia dan Indonesia, khususnya di Medan, bisa berjalan baik. Acara seperti ini juga meningkatkan peluang wisatawan Medan melancong ke Malaysia, dan sebaliknya, wisatawan Malaysia datang ke Kota Medan,” jelasnya.

Ia menambahkan, meski Medan tidak memiliki wisata alam sebesar daerah lain, kota ini punya daya tarik tersendiri sebagai kota metropolitan dengan karakter budaya yang beragam.

“Medan mirip dengan kota-kota besar di Malaysia, seperti Kuala Lumpur yang serupa dengan Jakarta. Dengan kerja sama yang baik, Medan bisa menjadi destinasi menarik, bukan hanya untuk wisatawan Malaysia, tapi juga dari negara-negara Asia lainnya,” tutupnya.

Editorial Team