Ladang luas yang ada di Sembulang, Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Senin (21/8/2023) yang nantinya akan menjadi kawasan ekonomi. (ANTARA FOTO/Teguh Prihatna)
Abdul Jalil Ritonga dari Jaringan Pemuda Remaja Masjid Sumatra Utara dan juga aktor dari aksi solidaritas ini, berpendapat jika bentrokan yang melibatkan aparat kepolisian dengan masyarakat adalah hal yang harus disesalkan.
"Tentu persoalannya adalah masalah adanya masyarakat yang belum menerima dilaksanakannya kegiatan yang sifatnya investasi dalam negeri. Mungkin dalam hal ini kita hanya menyesalkan kejadian bentrokan antara masyarakat dan aparat yang seharusnya tidak terjadi. Masih bisa diambil langkah persuasif atau musyawarah mufakat. Tidak harus terjadi bentrokan. Kita menyesalkan bentrokan ini dan harus segera diusut tuntas," kata Abdul Jalil.
Ia juga berpendapat jika agenda bisnis dan investasi dapat memberikan kemaslahatan bagi masyarakat, pasti masyarakat akan menerima dengan baik. Jika masyarakat Rempang tidak dapat menerimanya, Abdul Jalil menyarankan Pemerintah harus mencari solusi agar tidak ada hang dirugikan sehingga negara ini menegakkan asas keadilan.
"Kita melihat masyarakat menolak dilakukannya relokasi. Mungkin ada hal-hal yang tidak sesuai. Selama ini mereka hidup dengan budaya mereka di pulau itu, bekerja di pulau itu, berpenghasilan dari pulau itu, mungkin mereka menganggap harus direlokasi ke sesuatu yang mereka belum memahami pola hidupnya. Tidak ada jaminan juga bahwa relokasi itu sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Kami mengira perlu ada komunikasi lebih lanjut. Kalau bagi saya pribadi khususnya, jika memang itu merugikan masyarakat tak perlu harus dilakukan. Untuk apa kita melakukan investasi di negara ini kalau masyarakatnya sendiri dirugikan? Kita tidak tahu ujung pangkalnya di sini siapa yang diuntungkan dan siapa yang bersorak-sorai gembira atas peristiwa yang terjadi," lanjut Abdul Jalil.