Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Listrik Aman Adalah Hak, Bukan Pilihan

RCCB Domae Schneider Electric (Dok : Schneider Electric)

Batam, IDN Times - Lebih dari 7.800 instalatur listrik berkumpul serentak di 10 kota besar pada akhir Mei 2025. Mereka mengikuti pelatihan instalasi listrik terbanyak yang diselenggarakan oleh Schneider Electric Indonesia, bersama lebih dari 15 asosiasi dan komunitas teknisi.

Gerakan Listrik Aman Schneider Electric ini tidak hanya berhasil memecahkan Rekor MURI dengan predikat "Pelatihan Instalatur Listrik Dengan Peserta Terbanyak", tetapi juga menjadi upaya penting dalam membangun budaya sadar keselamatan listrik di Indonesia.

"Pemecahan rekor ini bukan sekadar pencapaian kuantitatif, ini adalah upaya kolektif tentang pentingnya keselamatan sebagai pilar pembangunan," kata Andre Purwandono, Senior Customer Relations Manager MURI dalam seremoni penyerahan penghargaan di Jakarta (23/5/2025).

Risiko Listrik yang Tak Terlihat

Martin Setiawan, President Director Schneider Electric Indonesia & Timor-Leste (Dok: Schneider Electric)

Listrik kerap dianggap sekadar kebutuhan praktis—menekan saklar, lampu menyala. Tapi di balik dinding-dinding rumah dan bangunan, risiko mulai mengintai diam-diam.

Sepanjang tahun 2024, lebih dari 60 persen kebakaran bangunan di DKI Jakarta disebabkan oleh instalasi listrik yang tidak aman. Hal senada turut terjadi di Kota Batam—kebakaran bangunan akibat instalasi listrik yang tidak aman turut meningkat sebesar 40,48 persen, berdasarkan data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan.

Salah satu solusi utama dari masalah ini adalah pemasangan Gawai Proteksi Arus Sisa (GPAS) atau Residual Current Circuit Breaker (RCCB). Perangkat ini secara otomatis memutus aliran listrik saat terdeteksi kebocoran arus, baik ke tanah maupun ke tubuh manusia.

Dengan sensitivitas 30 mA untuk melindungi manusia dari sengatan dan 300 mA untuk mencegah kebakaran, GPAS merupakan garis pertahanan pertama yang kini diwajibkan dalam setiap instalasi baru berdasarkan PUIL 2020 dan Permen ESDM No. 7/2021.

"Tanpa GPAS, kebocoran sekecil apa pun bisa menjadi awal tragedi. Karena itu penting memastikan bahwa alat ini dipasang dengan benar oleh teknisi yang terlatih," kata Martin Setiawan, President Director Schneider Electric Indonesia & Timor-Leste saat dikonfirmasi IDN Times, Minggu (1/6/2025).

Meski Indonesia memiliki lebih dari 100.000 instalatur listrik aktif, hanya sebagian kecil yang telah tersertifikasi. Padahal, instalasi listrik yang aman hanya dapat dijamin bila dikerjakan oleh tenaga profesional, yang memahami standar keselamatan dan mampu memasang sistem proteksi secara tepat.

Melalui pelatihan bersertifikat ini, Schneider Electric ingin menciptakan dampak nyata. Jika setiap instalatur yang dilatih menangani instalasi aman di rata-rata 30 rumah per tahun, maka lebih dari 230.000 rumah akan terlindungi hanya dalam setahun. Angka ini akan terus bertambah dengan pelatihan lanjutan dan edukasi publik yang berkelanjutan.

Akses Keselamatan untuk Semua Rumah

Infografis atau diagram solusi GPAS untuk rumah tangga yang aman (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)

Gerakan Listrik Aman Schneider Electric juga mendorong kesadaran bahwa perlindungan listrik bukan hanya hak warga kota besar, melainkan juga keluarga di pelosok.

Kampanye "Rumah Nyaman, Listrik Aman" menekankan bahwa sistem kelistrikan yang aman adalah fondasi bagi hunian yang layak, efisien, dan berkelanjutan.

Dengan begitu, Schneider Electric turut mengajak seluruh masyarakat untuk teliti dalam memilih produk GPAS yang asli dan sesuai standar.

Martin menjelaskan, Schneider Electric berkomitmen penuh terhadap keamanan dan keselamatan konsumen. Pihaknya memastikan

bahwa semua produk GPAS milik Schneider Electric telah lolos uji kualitas, dan memenuhi standar internasional (IEC) serta nasional (SNI).

Untuk melindungi konsumen dari produk palsu, Schneider Electric turut menyediakan fitur verifikasi keaslian dan daftar distributor resmi di laman se.com/id/id/work/support/counterfeit. Pihaknya juga mendorong konsumen untuk menggunakan aplikasi mySchneider, yang memberikan informasi langsung tentang produk, pembaruan, dan promo khusus.

"Kami ingin setiap rumah, dari gang sempit di Jakarta hingga perbukitan Timor, memiliki instalasi listrik yang aman," kata Martin.

Dukungan Pemerintah dan Inovasi Produk

Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu (Dok: Schneider Electric)

Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu turut menekankan pentingnya GPAS, dalam mencegah kebakaran dan kerusakan akibat kebocoran arus di rumah tangga. Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran melalui sosialisasi, khususnya di pasar, gedung pemerintahan, dan sektor perumahan.

"Listrik menjadi faktor utama penyebab kebakaran di area perumahan. Ini adalah perhatian kita bersama untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam penerapan keselamatan ketenagalistrikan pada level rumah tangga," kata Jisman.

Sebagai langkah awal, pemerintah akan terus melakukan sosialisasi secara masif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemilik instalasi akan pentingnya penerapan Gawai Proteksi Arus Sisa, dengan fokus utama pada pasar, gedung pemerintahan, dan pengembang perumahan.

Untuk mendukung agenda ini, Schneider Electric menyediakan lini produk GPAS seperti Domae RCCB 30mA dan 300mA, yang memenuhi standar SNI dan IEC.

"Karena listrik bukan hanya soal menyalakan lampu, tapi menjaga nyawa tetap hidup," tutup Martin.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Putra Gema Pamungkas
Arifin Al Alamudi
Putra Gema Pamungkas
EditorPutra Gema Pamungkas
Follow Us