Medan, IDN Times – Medan Zoo terus menjadi perbincangan hangat di publik, apalagi pegiat konservasi. Taman satwa yang mestinya menjadi tempat edukasi justru terus mengabarkan duka.
Kematian demi kematian satwa terjadi. Bukan dalam rentang waktu yang panjang, kematian itu terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Berbagai kritik dilontar untuk perbaikan Medan Zoo. Kematian-kematian satwa ini diduga karena buruknya pengelolaan Medan Zoo. Sehingga satwa-satwa itu jatuh sakit, hingga tidak bisa disembuhkan.
Banyak pihak menilai bahwa Pemerintah Kota Medan belum memiliki solusi konkret untuk menyelamatkan satwa-satwa yang ada. Di mana kondisinya juga tidak baik baik saja. Desakan publik agar Pemko Medan menutup Medan Zoo juga dianggap angin lalu.
Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution mengatakan, pihaknya akan memperbaiki infrastruktus Medan Zoo. Pihaknya telah menggalang investor untuk memperbaiki destinasi wisata itu.
Kata Bobby, saat ini pihaknya sudah mendapat beberapa investor untuk melakukan pengembangan Medan Zoo. Termasuk investasi dari RANS Entertainment milik Raffi Ahmad yang sempat tertunda beberapa waktu lalu. Pembenahan rencananya akan dimulai Februari 2024.“Target kita memang di 2024 ini Ini harus benar-benar terlaksana,” kata Bobby beberapa waktu lalu.
Bobby juga kembali menegaskan bahwa Pemko Medan tidak akan melakukan penyertaan modal dalam merenovasi unit usaha PUD Pembangunan Medan itu.
Lantas, menunggu pembangunan, bagaimana nasib satwa penghuni Medan Zoo. Masihkah Medan Zoo disebut Lembaga Konservasi atau justru lembaga kematian satwa?
IDN Times merangkum linimasa kematian satwa yang terjadi di Medan Zoo dalam beberapa bulan terakhir. Mulai dari harimau, hingga sejumlah kematian yang diduga sengaja tidak dipublikasikan.