Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251031-WA0147.jpg
Salah satu mobil pengangkut MBG di Medan (Dok. Istimewa)

Intinya sih...

  • Kasus lauk berlendir di program Makan Bergizi Gratis (MBG) di beberapa sekolah Kota Medan mendapat perhatian serius Dinas Pendidikan dan Budaya (Disdikbud)

  • Proses awal program MBG ditandai dengan Memorandum of Understanding (MoU) antara dapur atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) MBG dengan pihak sekolah

  • Jumlah SMPN maupun swasta di Kota Medan penerima program MBG belum semua terdata, Plh Kepala SMPN 2 Medan belum memberikan penjelasan terkait kasus lauk berlendir

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Medan, IDN Times - Kasus lauk berlendir program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah sekolah, mendapat perhatian serius Dinas Pendidikan dan Budaya (Disdikbud) Kota Medan. Hal ini dialami siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2, Jalan Brigjend Katamso, Kota Medan.

Sekretaris Disdikbud Kota Medan Andy Yudhistira menegaskan, pihaknya tetap berupaya semaksimal mungkin agar program yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto di SMP negeri maupun swasta di Kota Medan berjalan sebagaimana diharapkan

‎Lanjutnya, proses awal program MBG ditandai dengan Memorandum of Understanding (MoU) antara dapur atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) MBG dengan pihak sekolah.

‎“Jadi kita dari Disdikbud Kota Medan hanya memberikan data, sekolah mana saja yang terdekat. Sekitar radius 3 kilometer dari dapur SPPG. Selanjutnya pihak SPPG yang berkomunikasi dengan pihak sekolah.

1. Ada beberapa siswa memang mengkonsumsinya dan tidak masalah

Sekretaris Disdikbud Kota Medan Andy Yudhistira (Dok. Istimewa)

Sedangkan mengenai kasus menu yang tidak layak sampai ke para siswa, regulasinya adalah pihak sekolah terkait yang menyampaikannya ke dapur SPPG yang menyalurkan MBG tersebut.

‎“Kita kemarin punya pengalaman tempo hari di SMPN 3 Medan. Bahwasanya, lauk ayamnya itu agak berlendir. Langsung pihak sekolah konfirmasi ke dapur SPPG,” sambung mantan Kabid SMP Disdikbud Kota Medan itu.

‎Di SPPG sudah ada ahli ahli gizi yang memeriksa kelayakan itu bisa dimakan atau tidak. Langsung SPPG-nya melakukan pengecekan ke lokasi (sekolah). Ada beberapa siswa memang mengkonsumsinya dan tidak masalah.

‎“Ada juga sekolah karena ditengoknya (dilihatnya) berlendir jadi menolak. Itu koordinasinya antara sekolah dengan SPPG. Disdikbud Kota Medan hanya memberikan data awal berupa kuota sekolah yang akan menerima program BMG,” timpalnya.

2. Disebutkan jumlah SMPN maupun swasta di Kota Medan penerima program MBG belum semua terdata

Salah satu mobil pengangkut MBG di Medan (Dok. Istimewa)

‎Di bagian lain, Andy Yudhistira menambahkan, beberapa SPPG juga ada yang mandiri, dikelola pihak swasta. Mereka berkoordinasi ke sekolah masing-masing. Pihak sekolah kemudian memberikan pemberitahuan ke dinas, ada menerima program MBG.

‎Sedangkan total jumlah SMPN maupun swasta di Kota Medan penerima program MBG, sambungnya, belum semua. Masih terus berproses, dikarenakan ada juga baru tahapan survey dari SPPG, namun belum menerima fisiknya.

‎“Data di Disdikbud Kota Medan, total SMP negeri maupun swasta sebanyak 430-an,” pungkasnya.

3. Plh Kepala SMPN 2 Medan belum beri penjelasan

Suasana sekolah SMPN 2 Medan (Dok. Istimewa)

Sementara itu, kasus lauk MBG berlendir pekan ketiga September 2025 dan pekan kedua Oktober 2025 baru lalu. Para siswa pun enggan mengkonsumsinya.

‎Awak media pun telah berupaya melakukan konfirmasi. Namun, Dewi Sri Indriati Kusuma merupakan Pelaksana Harian (Plh) Kepala SMPN 2 Medan. Disebut-sebut lebih sering berkantor di SMPN 18 Medan, Jalan Kemuning Perumnas Helvetia, Kecamatan Medan Helvetia.‎

‎Sayangnya, Dewi Sri Indriati Kusuma yang berulang kali dicoba ditemui, lagi-lagi berada di luar kantor. Demikian halnya konfirmasi lewat pesan teks dan telepen WhatsApp (WA) hingga, kini belum memberikan tanggapan.

‎Tidak diketahui secara pasti, apakah sengaja memilih bungkam kepada media atau ada pertimbangan lain.

Editorial Team