Ilustrasi demonstrasi/gosulsel.com
Sementara itu, dirinya juga ceritakan perihal Z yang diduga memiliki hubungan dengan dirinya, yang awalnya datang ke sekolah untuk melamar sebagai Tata Usaha.
"Tetapi karena kita sudah ada TU, maka tidak saya terima. Lalu, dia mengaku sebagai sopir gojek online. Nah, saat sekolah ini lagi buat kegiatan, kami memanfaatkannya untuk memobilisasi anak," katanya.
"Dia kemungkinan, menurut pikiran saya, memiliki have something ke saya. Tetapi tidak bersambut. Maka dia tulis di media sosial, bahwa saya LGBT," tambahnya.
Z yang diduga pasangan JS kemudian menulis namanya di FB dan menandai semua akun orangtua murid. Z menuliskan, "Jangan mau didik oleh kepala sekolah yang LGBT" tulis dalam akunnya.
"Sekarang mereka pegang kalimat itu. Modusnya, kalau tidak LGBT kenapa tidak mengadu ke polisi. Lalu saya jawab, kalau pun menang jadi arang dan kalah jadi abu," tutur JS.
"Bahkan kemarin mereka sudah membuat pernyataan di rapat terakhir bersama bagian kepegawaian Disdik Medan. Mereka menandatangani bahwa tidak tahu bahwa saya LGBT. Tetapi tadi mereka ikut lagi,"
Dari perihal video yang berisi pernyataan dirinya LGBT. JS merespon bahwa, video tersebut banyak dipotong-potong. JS bahkan sempat bersumpah dirinya bukan LGBT.
"Bisa saja yang demo itu saya laporkan ke polisi karena di live streaming-kan. Itu kan pencemaran nama baik dan tanpa izin. Itu bisa saja saya lakukan. Namun saya capek meladeni hal seperti itu. Saya ditugaskan oleh Tuhan melalui Wali Kota Medan bukan untuk memecat. Melainkan membuat sekolah berprestasi," tutupnya.