Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/dok. Sutrisno Pangaribuan
IDN Times/dok. Sutrisno Pangaribuan

Medan, IDN Times - Kongres Rakyat Nasional (KORNAS) menilai, aksi unk rasa yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir tidak hanya akumulasi kemarahan rakyat terhadap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Presidium KORNAS Sutrisno Pangaribuan mengatakan, rakyat juga marah dengan berbagai kebijakan pemerintahan Prabowo Subianto.

KORNAS misalnya, menyoroti soal rangkap jabatan para wakil menteri pada sejumlah perusahaan. Parahal, sudah ada Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 128/PUU-XXIII/2025 tentang larangan wakil menteri rangkap jabatan kembali menyorot perhatian publik.

“Murka masyrakat tidak hanya ke DPR, Prabowo harus berbenah. Pemerintah harus segera melaksanakan putusan tersebut tanpa kompromi,” kata Sutrisno.

1. Pejabat rangkap jabatan harus segera ditarik

ilustrasi bumn (dok. bumn.go.id)

Sutrisno menyebut Presiden Prabowo tak hanya harus menghentikan rangkap jabatan menteri atau wakil menteri di BUMN, tetapi juga menarik pejabat negara yang rangkap jabatan di sektor lain.

“Demikian juga dengan pejabat Eselon I, Dirjen atau Deputi pada kementerian/lembaga yang rangkap jabatan menjadi komisaris pada BUMN atau BUMD harus ditarik. Negara membutuhkan pejabat-pejabat fokus pada bidang kerja masing-masing,” ujarnya.

Hal ini menurutnya penting agar pejabat tidak kehilangan fokus dalam melayani masyarakat dan tidak menggunakan jabatannya sebagai jalan memperbanyak keuntungan pribadi.

2. Pemborosan negara jadi akar masalah

Presiden Prabowo Subianto dalam jumpa pers terkait situasi huru-hara di tanah air, Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (31/8/2025). (IDN Times/M. Ilman Mafian)

Dalam penilaian Sutrisno, pemborosan terbesar negara bukan hanya ada di DPR, melainkan juga di eksekutif. Para pejabat kementerian, pemerintah daerah, hingga direksi dan komisaris BUMN disebut memperoleh penghasilan fantastis dengan fasilitas berlebih.

“Jajaran komisaris dan direksi BUMN, anak perusahaan BUMN dan BUMD memeroleh pendapatan fantastis. Fasilitas berupa kendaraan dan rumah dinas, supir, ajudan, dan pengawal, serta fasilitas security 24 jam. Demikian juga tambahan penghasilan dari pembagian deviden setiap tahun sangat fantastis,” ungkapnya.

Menurutnya, kondisi ini membuat BUMN menjadi tempat nyaman bagi tim sukses politik. Akibatnya, rakyat yang menanggung beban keuangan negara justru semakin terpinggirkan.

3. Dorong perppu pemberantasan korupsi dan penghematan

Ilustrasi korupsi (IDN Times/Arief Rahmat)

Untuk menghentikan praktik rangkap jabatan dan pemborosan anggaran, Sutrisno mendesak Presiden Prabowo segera menerbitkan beberapa Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu).

“Presiden Prabowo diminta untuk segera menerbitkan Perppu Pemberantasan Korupsi dengan memuat pasal hukuman mati bagi terpidana korupsi, pasal pemiskinan koruptor. Selain itu, Presiden juga diminta menerbitkan Perppu Penghematan Keuangan Negara dengan menurunkan semua pendapatan seluruh pejabat negara,” jelasnya.

Ia juga menambahkan, Perppu Pembuktian Terbalik dan Perppu Perampasan Aset menjadi keharusan. “Pembuktian terbalik akan memaksa para pejabat untuk menjelaskan perolehan seluruh hartanya dan dilanjutkan pada perampasan aset jika perolehannya tidak dapat dijelaskan,” katanya.

Sutrisno menegaskan bahwa Presiden Prabowo harus tampil memimpin dengan gaya hidup sederhana, memecat pejabat yang tidak sejalan dengan semangat reformasi, serta mengembalikan tata kelola pemerintahan agar bersih, transparan, dan bebas dari praktik KKN.

Editorial Team