Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_6763.jpeg
Konjen India di Medan, Ravi Shankar Goel (IDN Times/Indah Permata Sari)

Intinya sih...

  • Kemitraan strategis India-Indonesia dalam penjaminan mutu pengobatan tradisional

  • Mahasiswa berkesempatan belajar Ayurveda di India dan Indonesia

  • Para mahasiswa farmasi merencanakan untuk melanjutkan pendidikan di India, khususnya pada bidang farmasi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Medan, IDN Times - Dalam rangka memperingati Ayurveda yang ke-10, Konsulat Jenderal India di Medan menggelar acara dengan tema "Ayurveda Untuk Masyarakat dan Planet" di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (USU), pada Selasa (23/9/2025).

Konjen India di Medan, Ravi Shankar Goel mengatakan bahwa Hari Ayurveda diselenggarakan dengan tujuan untuk mempromosikan, menyebarluaskan, dan mempopulerkan Ayurveda sebagai sistem kesehatan dan kebugaran holistik.

Ayurveda bermula pada tahun 2016 dan ini adalah edisi ke-10 dalam peringatan Hari Ayurveda. Perayaan ini berkolaborasi dengan Fakultas Farmasi USU, dan menjadi kedua kalinya koloborasi ini dilakukan antara Konjen India dengan USU.

"Mulai tahun ini, telah diputuskan bahwa Hari Ayurveda akan dirayakan setiap tahun pada tanggal 23 September. Perlu dicatat bahwa tanggal 23 September bertepatan dengan ekuinoks musim gugur, ketika siang dan malam hampir sama panjang melambangkan keseimbangan dalam alam, yang sangat selaras dengan filosofi Ayurveda yang menekankan harmoni antara pikiran dan tubuh," katanya.

1. Kemitraan strategis ini berfokus mendorong kolaborasi dalam penjaminan mutu pengobatan tradisional dengan India dan Indonesia

Acara Ayurveda Day 2025 di Fakultas Farmasi USU (IDN Times/Indah Permata Sari)

Hari Ayurveda telah berkembang menjadi platform yang diakui secara global, yang menampilkan relevansi pengetahuan tradisional dalam menghadapi tantangan kesehatan dan kebugaran modern.

Dalam acara ini ada pemaparan yang disampaikan oleh para ahli pengobatan tradisional dari India dan Indonesia yang akan mendorong kerjasama lebih erat dan sejalan dengan Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani dalam Bidang Penjaminan Mutu Pengobatan Tradisional antara Komisi Farmakope untuk Pengobatan India dan Homeopati, Kementerian Ayush dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia selama kunjungan Prabowo Subianto, Presiden Indonesia ke India sebagai Tamu Kehormatan dalam perayaan Hari Republik pada tanggal 26 Januari 2025 lalu.

Kemitraan strategis ini berfokus mendorong kolaborasi dalam penjaminan mutu pengobatan tradisional, dengan India dan Indonesia yang berkomitmen pada berbagai bentuk kerja sama. Ketentuan utama dalam MoU ini mencakup:


• Pertukaran informasi dan keahlian mengenai ketentuan regulasi untuk pengobatan tradisional.


• Inisiatif peningkatan kapasitas seperti seminar, lokakarya, dan program pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan profesional.


• Kunjungan teknis untuk memfasilitasi pemahaman mengenai proses regulasi di kedua negara.


• Partisipasi bersama dalam acara internasional yang berkaitan dengan pengobatan tradisional.


• Kolaborasi dalam program pelatihan bersama untuk industri atau entitas yang terlibat dalam sektor pengobatan tradisional.


• Perluasan kerja sama ke bidang lain yang disepakati bersama.

Kolaborasi ini mencerminkan pengakuan global yang semakin meningkat terhadap pentingnya pengobatan tradisional dalam layanan kesehatan dan kebugaran. Dengan warisan budaya dan pengobatan yang kaya, India dan Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan standar dan kualitas pengobatan tradisional.

2. Mahasiswa berkesempatan belajar Ayurveda di India

Konjen India di Medan, Konjen India di Medan, Ravi Shankar Goel (Dok. Istimewa)

Lanjut Konjen India Medan, di negara India dikenal sebagai Ayurveda, sedangkan di Indonesia adalah obat tradisional dengan sebutan jamu. "Jadi, hari ini, acara ini akan membawa pakar dari India dan Indonesia yang akan berbagi pengetahuan. Dengan cara ini, kami akan belajar dari satu sama lain bagaimana untuk lebih baik memperbaiki obat tradisional," jelas Ravi.

Hal lain yang paling penting dari acara hari ini, menurut Ravi adalah kolaborasi masa depan dari USU dan institusi India. Sehingga, perwakilan USU juga bisa pergi ke India atau pakar India bisa datang ke sini dan pelajar juga bisa bergabung. Saat ini, Konjen India memberikan kesempatan untuk sebuah sekolah kepada para pelajar Indonesia yang akan pergi ke India, untuk belajar Ayurveda di India di bawah sekolah rakyat India yang telah dipasarkan, yang akan dimulai pada November 2025. Seperti bahan-bahan di India dan di Indonesia berbeda.

Jadi ada banyak yang bisa dipelajari dari satu sama lain, bagaimana bisa menggunakan obat berdasarkan tanaman untuk penyembuhan."Obat-obat tradisional ini tidak menggunakan kimia. Jadi, ini berkaitan dengan alam dan kami berharap bahwa acara hari ini akan memperkuat kolaborasi ini," tutur Ravi.

Sekedar informasi bahwa, negara India dan Indonesia telah menandatangani MOU untuk berkolaborasi dalam obat tradisional."Dan kami memenuhi salah satu hasil (3:15) MOU tersebut dengan memegang (3:19) acara internasional ini dimana pertukaran informasi dan ide, kami juga membawa industri India kesini untuk menunjukkan produk tradisional seperti Himalaya dan PT Alliance.

Produk tersebut merupakan produk yang sangat populer di India dan manfaatnya sangat sehat bagi tubuh manusia.

3. Para mahasiswa farmasi merencanakan untuk melanjutkan pendidikan di India, khususnya pada bidang farmasi

Felis sebagai salah satu peseetta acara Ayurveda Day 2025 di Fakultas Farmasi USU (IDN Times/Indah Permata Sari)

Sementara itu, salah satu peserta acara, Yumiko mengatakan bahwa, dengan adanya acara ini sangat membantu, karena bisa mengetahui informasi khususnya dibidang farmasi dari negara lain."Terkait seperti apa pengobatan tradisional mereka, tanaman-tanaman tradisional yang biasa mereka gunakan dan fungsi-fungsinya serta kesamaan tanaman dari negara India dengan negara Indonesia," katanya pada IDN Times.

Hal yang sama juga dikatakan Felis bahwa, tanaman-tanaman di India banyak yang memiliki manfaat. Salah satunya sebagai anti-diabetes.Harapannya kedepan bisa lebih berkembang lagi untuk herbal-herbalnya," ucap mahasiswi semester 7 ini.

Ditambahkan Felis, ide bagus saat ini adalah mencoba untuk melanjutkan pendidikan di India, khususnya dibidang farmasi. Menurutnya, acara ini memfokuskan tentang pembicaraan herbal. "Tadi yang paling aku sering dengar adalah centella, karena dia kayak bisa mengurangi inflamasi juga, terus jadi bisa sebagai digestive juga, sama kunyit juga sih," tutupnya.

Diketahui, Himalaya adalah merek India dari Himalaya Wellness Company, yang didirikan pada tahun 1930 oleh Muhammad Manal untuk menggabungkan Ayurveda dengan teknologi modern.

Perusahaan ini menawarkan berbagai produk herbal untuk perawatan pribadi, kesehatan, dan suplemen, seperti pembersih wajah, pasta gigi, dan suplemen herbal. Produk Himalaya telah teruji secara klinis dan kini tersedia di lebih dari 100 negara di seluruh dunia. 

Produk Himalaya sangat beragam, namun secara umum dibagi menjadi beberapa kategori utama seperti Perawatan Wajah (sabun cuci muka, masker, pelembap, krim), Perawatan Tubuh (hand cream, body lotion), Perawatan Oral (pasta gigi), dan Perawatan Kesehatan/Wellness yang lebih luas, termasuk suplemen dan produk herbal lainnya. Selain itu, produk-produk tersebut juga sering kali dikelompokkan berdasarkan manfaatnya untuk berbagai jenis kulit, misalnya untuk kulit berminyak, berjerawat, atau kering. 

Editorial Team