Cemaran aspal dari MT AASHI yang karam di Nias Utara sudah menyebar hingga perairan Nias Barat dan Nias Selatan. (Istimewa)
MT AASHI kandas dengan muatan 3.595 metrik ton aspal bitumen. Berdasarkan data International Maritime Organisation (IMO), kapal itu dimiliki oleh Aashi Shipping Inc yang beralamat di Liberia.
Merujuk lintasannya, kapal itu berangkat dari Pelabuhan Khor Fakkan di Uni Emirat Arab menuju Padang di Sumatera Barat, Indonesia. Insiden tumpahan aspal kian meluas hingga sejauh 70 kilometer ke arah utara Pulau Nias dari titik lokasi kejadian.
Kandasnya MT AASHI berdampak pada kerusakan lingkungan. Dampak pencemaran sudah nyata terlihat. Ikan susah dicari di laut yang sudah tercemar. Bahkan pencemaran sudah sampai ke Nias Selatan.
“Kalau mereka melempar jaring, yang dapat bukan ikan. Malah aspal hotmix,” ungkap Ketua Kelompok Konservasi Laut Indah Lestari Yanuarman Gulo.
Jika ingin mendapat ikan, nelayan harus berlayar lebih jauh lagi. Konsekuensinya, mereka harus mengeluarkan biaya tambahan BBM. “Ïtu pun belum tentu dapat ikannya,”tukasnya.
Lokasi kandasnya kapal, masuk ke dalam zona konservasi penyu dan pesisir. Di dekat sana, ada 200 ribu lebih mangrove yang ditanam oleh Koalisi Bahari Konservasi Laut Indah Lestari. Yanuarman dan lembaga lainnya terlibat langsung dalam penanaman bakau itu.
Yanuarman khawatir, meluasnya pencemaran akan berakibat fatal bagi konservasi pesisir.
“Aspal ini sangat berbahaya. Bisa membunuh ekosistem pesisir. Misalnya mlangrove. Ketika i0tu melekat di daun, bisa berbahaya. Begitu juga pada penyu,” katanya.
Yanuarman mendesak agar pemerintah mengambil langkah konkret dalam penanganan pencemaran. Dia juga mendesak agar perusahaan diberikan sanksi tegas.
“Kita sangat setuju, ini masuk di pengadilan. Tapi di luar itu, perusahaan harus melakukan rehabilitasi secepat mungkin. Jangan sampai menunggu hasil pengadilan. Masyarakat lapar tidak bisa menunggu. Jangan (pembersihan) hanya formalitas,” imbuhnya.
Dampak pencemaran sudah dirasakan. Penyu-penyu yang biasa naik ke pantai untuk bertelur sekarang sulit ditemukan.
Founder Rumah Penyu Nias Yafaowoloo Gea mengatakan, lambannya penanganan memberikan dampak serius bagi keberlangsungan kehidupan biota laut.
“Frekuensi penyu bertelurnya sudah mulai berkurang. Mungkin karena aspal di dasar laut, itu mengganggu kedatangan mereka,”ungkapnya.