Foto masa kecil Aliyah (dok.istimewa)
Riuhnya pertanyaan memadati pikiran Lanniari. Sang anak, Aliya, mencoba menenangkan dengan mengatakan bahwa ia berangkat ke Thailand bersama teman-teman sekolahnya dulu waktu ia PKL.
"Dia di Bangkok menginap di hotel Center Point Bangkok. Waktu itu saya telepon dia, namun dia gak angkat. Adik saya juga ikut menelepon, diangkat, tapi macam ada orang yang mengawasinya. Sebentar-sebentar saja, begitu. Kemudian teleponnya diputus," beber Lanniari.
Tanggal 30 Juli 2025 Aliya sudah berpindah ke Kamboja. Lanniari menjelaskan bahwa saat itu anaknya pergi ke sana dengan menumpangi bus.
"Sampai di Kamboja dia tinggal di rumah si CT, warga negara Inggris yang saya kenal waktu di Malaysia. Tempat tinggal dia dulu dekat dengan tempat kerja saya. Saya tak meminta tolong dia jemput anak saya. Cuma anak saya bilang dia sudah pergi ke tempat CT. Kemungkinan orang lain yang jemput atau CT yang jemput, tak tahu pasti," jelasnya.
Namun saat Lanniari ingin kembali berkabar dengan putrinya, justru nomornya diblokir. Begitu pula saat ia menghubungi CT. Namun beberapa hari berikutnya Lanniari ditelepon oleh CT bahwa anaknya masuk rumah sakit.
"Dia sakit. Yang CT kasih tahu, dia minum obat, overdosis. Tapi surat dari dokter anak saya mengalami dispepsi. Pertama kali dapat (informasi) itu dari CT waktu di RS, si CT yang merawat," aku Lanniari.
Begitu terperanjatnya Lanniari bahwa kabar berikutnya yang ia dapat adalah kematian putrinya. Aliyah dikabarkan meninggal dunia karena overdosis.
"Kabar dari KBRI, dia itu overdosis juga, akibat minum obat. Anak saya sempat dirawat di RS sekitar 3 atau 4 hari".