Kondisi rumah Jessica di Aceh Tamiang yang hancur diterjang banjir (dok.Jessica for IDN Times)
Keadaan ini tentu saja memberi dampak bagi kegiatan perkuliahannya. Orang tuanya yang tidak bekerja lagi pasca banjir membuatnya kekurangan biaya di perantauan.
Jessica mengaku bertahan hidup memakai uang dari sisa beasiswa KIP. Sebisa mungkin ia berusaha berhemat dan tak ingin menjadi beban keluarga yang mengalami musibah.
"Setelah banjir, saya lumayan kekurangan uang. Karena memang harusnya orangtua saya di minggu itu sudah kirim uang lagi. Tapi karena banjir dan tidak ada jaringan, jadi tidak bisa ngirim uang. Saya pergunakan uang yang ada dan sisa-sisa. Jadi saya hemat-hemat sendiri. Saya tahu diri, ibaratnya karena memang lagi bencana dan saya juga tahu rumah saya sudah tidak ada, otomatis orang tua saya lagi tidak punya uang dan sudah tidak kerja lagi," tutur mahasiswa Unimed itu.
Ia bersyukur bahwa situasi yang berat ini dilirik kampusnya. Beasiswa KIP dilebihkan untuk dirinya yang jadi korban banjir.
"Kemarin saya dapat bantuan dari kampus. Saya sebagai anak KIP mendapatkan bantuan berupa pencairan beasiswa KIP ditambahi. Nah, itu yang bantu saya beberapa pekan ke depan setelah banjir ini. Orang tua saya pesan untuk bijak mengelola uang ini ke depannya. Kemarin saya sempat beli kebutuhan-kebutuhan di perantauan pakai uang itu. Jadi sisanya, nanti saya pakai untuk semester depan," pungkasnya.