Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Michelle Sianipar (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Medan, IDN Times - Melakukan dua kegiatan yang berbeda membuat Michelle Sianipar tetap bahagia. Saat ini, ia aktif sebagai keyboardist di band Shadowplay dan mengajar di Paud Rachel, Balige, Sumatera Utara.

"Yang buat tertarik dengan mengajar, mungkin karena udah nyaman dan senang mengajari orang lain. Untuk kita berbagi ilmu dari apa yang kita punya, itu sih," katanya kepada IDN Times.

"Jurusan kuliah itu sih, ekonomi. Bisa dibilang gak sejalan juga ya sama jurusan yang kuliah. Kenapa mau ngelakukan kegiatan ini, karena dari dulu juga udah ngajar private gitu. Rasanya nyaman aja sih melakukan itu dan senang yang paling utamanya," sambung Micy, sapaan akrabnya.

Mau tahu kisah Micy membagi waktu dan quarter life crisis yang dialaminya?

1. Michel pernah alami quarter life crisis

Michelle Sianipar (Dok. IDN Times)

Aktif sebagai keyboardist dan settle memilih profesi sebagai guru memang tak semudah yang terlihat.

Mengalami quarter life crisis seperti kegalauan akan hidup yang terasa monoton, khawatir berlebihan tentang masa depan, ternyata pernah dialami Micy.

"Quarter life crisis, pernah sih, mungkin itu pernah dibilang beberapa tahun yang lalu ya, kalau sekarang syukurnya udah enggak, karena udah tahu nih mau ngapain aja," ujarnya.

Mungkin yang lebih worry itu dulu, kalau dulu kan belum tau nih mau ngelakuin apa, masih bingung lah, masih bercabang-cabang. Kalau sekarang sih udah settle lah sama pilihan sendiri.

2. "Kalau menurutku passion itu penting lah, untuk kita melakukan banyak hal"

Michelle Sianipar (Dok. IDN Times)

Kalau menurutku passion itu penting lah, untuk kita melakukan banyak hal. Passion bisa dibilang kesukaan untuk melakukan sesuatu dengan kesenangan kita.

Micy bercerita, sekilas tentang Shadowplay.  Shadowplay terbentuk pada tahun 2014 akhir, awalnya terdiri dari tiga orang. Awalnya ada Bang Azi, Ananda dan Aan. Jadi seiring dengan perjalanan waktu banyak pergantian personil. Cuma untuk sekarang yang ada di Shadowplay itu ada Bang Azi sebagai vokal, Acil Bass, Anggi drum, Micy di keyboard. "Kalau aku backing vocal dan keyboard," tuturnya.

3. "Komitmen dan konsisten itu penting, soalnya itu sebagai petunjuk kita. Kedepannya itu kita mau ambil langkah apa"

Michelle Sianipar (Dok. IDN Times)

Melakukan dua kegiatan, ternyata tak sulit membagi waktu bagi Micy. Baginya, menjaga komunikasi adalah kunci.

"Cara me-manage waktu, sebenarnya aku bersyukur juga karena teman-teman Shadowplay ini sangat mengerti dengan keadaan. So far gak ada masalah karena selalu dikomunikasikan," ujar Micy.

Tak hanya itu, dalam menjalankan passion, komitmen dan konsisten juga menjadi hal yang penting. "Soalnya itu sebagai petunjuk kita. Ke depannya itu kita mau ambil langkah apa," katanya.

4. "Kalau seni di Medan, bukan open for public gitu lho, jadi informasi dari perkembangan seni itu kita kurang bisa mendapatkannya"

Michelle Sianipar (Dok. IDN Times)

Bicara seni di Kota Medan, kata Micy, masih jalan di tempat, belum ada gebrakan. "Mungkin masih blank, masih kurang ya, dan ya mungkin hampir gak kelihatan. Mungkin kita itu tahu misalnya satu acara, atau karya seni apa yang kita tahu dari teman-teman terdekat kita."

"Kalau seni di Medan, bukan open for public gitu lho, jadi informasi dari perkembangan seni itu kita kurang bisa mendapatkannya," ujarnya.

Semoga ke depannya, di Kota Medan ini semakin berkembang apalagi dalam urusan karya seni ya. Potensinya banyak. Cuma perkembangannya jalan di tempat gak ada gebrakan gitu lho," pungkasnya.

5. "Kiranya kalau ada inspirasi untuk melakukan sesuatu, ayo dong segera dibuat, jangan takut"

Michelle Sianipar (Dok. IDN Times)

Untuk anak-anak Medan, Micy mengajak agar semakin semangat melakukan kegiatan seni.

"Kiranya kalau ada inspirasi untuk melakukan sesuatu, ayo dong segera dibuat, jangan takut. Karena kalau takut itu bisa mendorong kita untuk jadi malas, jadi intinya semangat dan berani," tuturnya.

Editorial Team