Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251203-WA0036.jpg
Perjuangan seorang siswa bernama Intan Syakira yang merupakan delegasi PAI Nasional (Dok. Kemenag Sumut)

Intinya sih...

  • Intan ajak ibunya berjalan kaki sejauh 2 km menyusuri banjir untuk mencari sinyal

  • Sempat berganti kendaraan hingga empat kali, termasuk menumpang alat berat beko dan beberapa kali naik truk

  • Keberangkatan Intan ke Jakarta mengikuti kegiatan Olimpiade PAI Nasional 2025 diiringi doa

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Medan, IDN Times - Bencana banjir dan tanah longsor melanda sejumlah wilayah di Provinsi Sumatra Utara, sejak 24 November 2025 lalu. Beberapa Kabupaten/Kota bahkan ada yang lumpuh total tanpa akses transportasi, listrik, maupun jaringan internet.

Di tengah musibah besar itu, muncul kisah perjuangan seorang siswa bernama Intan Syakira, siswi SMPN 3 Satu Atap Gebang, Kabupaten Langkat.

Intan merupakan peserta Lomba Pidato Tingkat SMP Olimpiade (Pendidikan Agama Islam) PAI Nasional 2025 yang tetap berangkat ke Jakarta meskipun dirinya dan keluarga berada di lokasi pengungsian.

1. Intan ajak ibunya berjalan kaki sejauh 2 km menyusuri banjir untuk mencari sinyal

Perjuangan seorang siswa bernama Intan Syakira yang merupakan delegasi PAI Nasional (Dok. Kemenag Sumut)

Perjalanan Intan menuju Jakarta berlangsung penuh perjuangan. Pada 29 November 2025, demi memastikan keikutsertaannya dalam lomba, ia mengajak ibunya berjalan kaki sejauh 2 km menyusuri banjir setinggi pinggang orang dewasa untuk mencari sinyal telepon seluler. Hal itu dilakukan agar dapat menghubungi Kasi PAI Kankemenag Langkat Siti Aminah.

Dalam bahasa daerahnya, Intan merayu ibunya dengan penuh harap. “Mak… tolonglah Mak! Aku harus ikut lomba. Aku siap menyeberangi banjir ini, walaupun harus berjalan kaki sampai ke Kantor Kemenag Langkat,” ucapnya.

Setelah berhasil mendapatkan sinyal, Intan langsung menyampaikan tekadnya kepada Ibu Kasi PAI. Mendengar laporan itu, Kepala Kemenag Kabupaten Langkat, H. Ainul Aswad, segera menginstruksikan Seksi PAI untuk menindaklanjutinya.

Kakanwil Kementerian Agama H. Ahmad Qosbi, setelah mendapat iformasi dari Kabid PAKIS Dr.H.Muksin Batubara, langsung meminta Katim PAI pada PAUD dan Dikdas H. Dahyar Husein, beserta Tim untuk langsung berkoordinasi dengan Kasi PAI Kab. Langkat agar dipersiapkan segala sesuatunya untuk keberangkatan Intan Syakira.

2. Sempat berganti kendaraan hingga empat kali, termasuk menumpang alat berat beko dan beberapa kali naik truk

Perjuangan seorang siswa bernama Intan Syakira yang merupakan delegasi PAI Nasional (Dok. Kemenag Sumut)

Dengan uang hanya Rp600 ribu pakaian basah yang melekat di badan, dan ponsel yang dibungkus plastik, Intan melanjutkan perjalanan bersama Abang sepupunya dari tempat dapatnya sinyal menuju Kantor Kemenag Langkat.

Sejak pukul 08.00 WIB, Intan mengarungi banjir dengan berjalan kaki, menumpang rakit dari batang pisang, hingga dibantu anggota TNI untuk mendapatkan tumpangan. Kemudian berganti kendaraan hingga empat kali, termasuk menumpang alat berat beko dan beberapa kali naik truk.

Pada pukul 19.00 WIB, Intan akhirnya tiba di Kantor Kemenag Langkat dalam kondisi pakaian basah, kumal tanpa alas kaki dengan banyak luka dikakinya dan kondisi lemas karena seharian tidak ada makan. Kedatangannya disambut langsung oleh Kakan Kemenag dan Kasi PAI beserta staf.

3. Keberangkatan Intan ke Jakarta mengikuti kegiatan Olimpiade PAI Nasional 2025 diiringi doa

Perjuangan seorang siswa bernama Intan Syakira yang merupakan delegasi PAI Nasional (Dok. Kemenag Sumut)

Melihat perjuangan dan kegigihannya, Bupati, Kemenag, dan Kadis pendidikan Kabupaten Langakat bersinergi membantu menyiapkan kebutuhan dan menugaskan Kasi PAI dan Tim untuk turut mendampingi keberangkatan ke Jakarta mengikuti kegiatan Olimpiade PAI Nasional 2025 diiringi dengan doa.

Kisah Intan Syakira merupakan perjuangan yang luar biasa, semangatnya menjadi inspirasi bahwa butuh kerja keras, ketekunan, dan pengorbanan untuk meraih apa yang diinginkan setiap manusia.

Editorial Team