Willy Silitonga mendatangi Kantor NasDem Sumut di Medan disambut oleh Ketua DPW, Iskandar ST dan Rahudman Harahap, Rabu (11/10/2023). (Dok. IDN Times)
NasDem Sumut tak terima dengan pernyataan Denny JA. Ketua DPW NasDem Sumut, Iskandar meminta LSI Denny JA membuka data hasil survei yang menyebut elektabilitas Anies Baswedan di Sumut hanya 5 persen. NasDem meminta LSI Denny JA menjawab somasi yang mereka layangkan dengan membuka data itu.
"Survei itu produk ilmiah yang rasional, empiris, dan sistematis. Jadi harus dijawab dan dibuktikan dengan ilmiah yaitu membuka data seperti data responden, jumlah serta sebaran respoden, dan penerapan metodologinya. Karena produk ilmiah tidak boleh mengada-ngada, harus presisi dengan range margin error sesuai kaidah survei," kata Iskandar, Kamis (12/10/2023).
"Apalagi seperti diakui LSI Denny JA setelah di-breakdown ke tingkat provinsi, margin error semakin besar. Seharusnya jika margin error besar dan tidak sesuai kaidah survei maka jangan dipublikasikan secara terbuka kepada umum karena akan membentuk opini publik yang menyesatkan," sambungnya.
Iskandar menyebut, hasil survei akan mempengaruhi persepsi masyarakat. Jika hasil survei tidak sesuai, sebut Iskandar, maka akan menimbulkan persepsi yang tidak sesuai juga.
"Sebagai surveyor senior sangat memprihatinkan jika Denny JA tak paham soal resiko dan dampak yang terjadi di tengah masyarakat jika survei yang dirilis itu masih meragukan dan diduga teridentifikasi merupakan pembohongan publik atau hoaks," sebut Iskandar.
Iskandar kembali meminta LSI Denny JA untuk menjawab somasi yang telah dilayangkan sebelum tenggat waktu 7 hari karena pihaknya sedang mempersiapkan langkah hukum yang akan ditempuh.
"Denny seharusnya fokus menjawab somasi karena telah menimbulkan keresahan di masyarakat khususnya pendukung Anies Baswedan dan membuka sumber dananya, dan mengimbau agar setiap lembaga survei yang kredibel menggunakan ilmu survei bukan ilmu sihir," tutup Iskandar.