Medan, IDN Times - Ratusan emak-emak dari organisasi pengajian Forum Silaturrahmi Ummi Muslimah Indonesia (FAHMI UMMI) Sumut melakukan aksi damai dan deklarasi, di gedung Alwasliyah, Jalan SM Raja, Selasa (30/6). Tujuan tersebut untuk menyampaikan pernyataan sikap melalui deklarasi bersama penolakan Rencana Undang-Undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP).
Pihak Mislaini Suci Rahayu mengatakan bahwa kegiatan bersama organisasi muslimah di Sumatera Utara ini demi menolak RUU HIP.
Salah satu alasan terjadinya aksi tersebut, menurutnya hal ini dikarenakan tidak sepaham atau tidak sesuai ideologi di negara. Para ibu-ibu yang terdiri dari organisasi pengajian tersebut ingin RUU HIP dibatalkan.
“Menimbulkan keresahan yang luar biasa karena kita tahu negara kita sangat tidak menyukai paham komunis di Indonesia, karena paham komunis berkembang di Indonesia kita tahu apa yang akan terjadi,” jelasnya.
“Itulah yang membuat secara otomatis seluruh umi-umi yang ada di Indonesia ini bersedia hadir. Ini sudah kami kurangi dan sudah kami halangi tidak banyak yang hadir karena mengingat adanya COVID, tapi ini saja sudah banyak,” tambahnya.
Menurutnya, jika pemerintah tetap menetapkan RUU HIP menjadi undang-undang maka para seluruh FAHMI UMMI akan turut serta dan menjadi garda depan dalam penolakan RUU HIP.
Selanjutnya, petisi tersebut nantinya akan dikirim ke DPR RI dan pihak kepolisian. “Kami seluruh muslimah di Sumut, dan akan bergabung dengan ummi muslimah yang ada di Indonesia siap menjadi garda terdepan menolak rancangan itu apabila pernyataan kami dan sikap kami yang ada diabaikan,” tuturnya.
Selain itu, salah seorang dari pengajian Siti Khadijah Medan, Noni (65) mengatakan, tujuan kehadiran mereka adalah kekhawatiran RUU HIP ini membuka jalan kembalinya PKI.
“RUU HIP ini berarti kita membolehkan komunis, mudah-mudahan sesuai dengan Tap MPR sekarang mau dirubah dengan enaknya sendiri kita gak mau. Mudah-mudahan ini tuntas kalau gak revolusi, dari pada kami mati di tempat tidur mendingan kami mati di medan tempur, yang 212 pun saya juga ikut sampai ke Jakarta walaupun umurnya 65 tahun. Harapannya jangan sampai PKI timbul lagi yang penting sabar kalau kita sabar pasti selesai untuk bangkitnya kaum muslimin,” ujarnya.