Onny berharap semoga film-film bermutu lainnya, baik fiksi dan dokumenter, akan lahir dari Sumatera Utara untuk mewarnai perfilman nasional bahkan internasional. “Minimal, setelah ini akan ada agenda tahunan Festival Film Dokumenter bertema kearifan lokal skala nasional di Sumatera Utara yang akan menjadi kebanggaan kita bersama,” ucap Onny.
“Untuk itu, parHEREK yang sudah masuk di nominasi terbaik FFI 2021, tak boleh berhenti setelahnya. Sebagaimana harapan Wagubsu Musa Rajekshah, bahwa film ini paling tidak bisa menjadi trigger kemajuan perfilman di Sumatera Utara ke depan,” tambahnya.
Beberapa film yang disutradarai Onny Kresnawan telah menerima penghargaan kompetisi film berskala nasional dan internasional, antara lain film Berharap Air Di Atas Air mendapat penghargaan di Kompetisi Manusia dan Air FORKAMI, Jakarta (2008), Pantang di Jaring Halus sebagai Nominasi Konfiden Jakarta dan film terbaik di JEFIVAL, Jatim (2008).
Lalu, film Perempuan Nias Meretas Jalan Kesetaraan mendapat penghargaan tayang di CST Confrence ECPAT di Bali (2009), Smong menerima penghargaan Film Terbaik di Festival Film Kearifan Budaya Lokal, Kemendikbud (2011), Omasido Sekola sebagai Special Jury’s Mention di Erasmus Huis International Documentary Film Festival (2013).
Film Pulang mendapat fasilitasi produksi oleh Kemendikbud (2014), Raonraon Medan sebagai Video Pariwisata Nusantara Terbaik di Toraja Film Festival, Toraja (2018) dan terakhir Film Surat Buat Ananda yang di persembahkan oleh Bank Sumut sebagai Nominasi di FVE Kemendikbud serta meraih Film Terbaik di Festival Film Pendek Sumut Bermartabat yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut (2019).