Warung kopi milik Rakesh yang sempat viral karena menolak tutup di masa PPKM Darurat. (IDN Times/Prayugo Utomo)
Rakesh geram lantaran dia diminta menutup warungnya, namun tidak ada bantuan dari pemerintah. Bahkan dia kembali menyebut-nyebut nama Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution dan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.
“Gak ada bantuan dari pemerintah. Dari si Bobby, dari si Edy Rahmayadi, tidak ada. Anak saya lima. Mau ambil rapor, mau bayar sekolah, apapun gak ada dibantu. Disuruh tutup hasilnya nihil. Apa yang saya dapat? Terancam anak bini saya. Siapa yang mau kasih makan? Gak ada pemerintah kasih makan, suruh tutup tapi tidak bertanggungjawab,” ujarnya.
Pun begitu, Rakesh menerima hukuman yang diberikan. Dia membayarkan denda.
“Kita buka kedai kopi, bukan jual ganja. Bukan jual narkoba. Kecuali kita jual narkoba baru polisi berbondong-bondong,” pungkasnya.
Camat Medan Petisah Agha Novian menjelaskan bahwa pihak kecamatan Medan Petisah mengimbau agar pedagang mematuhi peraturan PPKM darurat. Dia meminta para pedagang makanan hanya menyediakan layanan take away. Pihaknya juga berusaha bersikap humanis dalam melakukan penindakan.
“Kami harapkan rekan-rekan lain tidak membuat kegiatan yang serupa, berusaha memprovokasi dan lainnya. Biarkan kami bekerja supaya membantu pemerintah menekan laju penyebaran COVID-19,” ujar Agha.
Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution meminta masyarakat untuk bersabar. Pemko Medan tengah menyiapkan bantuan kepada masyarakat terdampak.
“Ini sudah kita ajukan, sudah kita sepakati. Ada 20 ribu masyarakat yang akan kita bantu. Ini kita berikan sembako saja. Karena kalau uang tunai, kita mendatanya lagi, kita minta rekeningnya lagi, ini yang sulit,” ujar Bobby.