Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
default-image.png
Default Image IDN

Mandailing Natal, IDN Times - Kebocoran gas pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) milik PT Sorik Marapi Geothermal Plant di Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatra Utara menyisakan duka. Lima orang tewas karena keracunan gas beracun. Puluhan lainnya dirawat di rumah sakit.

Sampai sekarang, kepolisian masih melakukan penyelidikan terjait penyebab kebocoran gas. Proyek pembangunan juga dihentikan sementara.

1. Ratusan warga mengungsi karena khawatir ada kebocoran susulan

Default Image IDN

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madina M Yasir Nasution menjelaskan, selain korban tewas dan luka, warga lainnya juga terpaksa mengungsi. Mereka memilih mengungsi di Masjid Agung Nur Ala Nur Kota Panyabungan.

“Ada 216 orang yang kita ungsikan. Mereka ada kekhawatiran, kita ungsikan di lantai dua Masjid Agung di Panyabungan, masyarakat yang minta ke sana, karena di sana kan lebih aman,” kata Yasir, Selasa (26/1/2021).

2. Warga khawatir masih ada gas beracun

Default Image IDN

Pengungsi merupakan warga dari sejumlah desa. Antara lain, Desa Purba Julu dan Sibanggor Julu.

Warga masih ketakutan. Mereka baru akan pulang juka sudah tidak merasa was-was. Meskipun PT Sorik Merapi Geothermal Plant (SMGP) yang mengerjakan pembangkit itu sudah menyatakan kondisi udara sekitar sudah tidak berbahaya.

BPBD Madina, kata Yasir, akan berusaha memenuhi kebutuhan mereka.

3. Korban yang tewas sudah dimakamkan

Ilustrasi jasad. (IDN Times/Mardya Shakti)

Untuk diketahui, kebocoran gas terjadi di PLTP Sorik Marapi pada Senin (25/1/2021) sekitar pukul 11.00 WIB. Kebocoran gas itu memakan korban. Lima orang meninggal dunia di RSUD Panyabungan dan seorang meninggal dunia di Puskesmas Puncak Sorik Marapi.

Berdasarkan dari data kepolisian, korban yang meninggal di RSUD Panyabungan, yakni Suratmi (46), Kaila Zahra (5), Yusniar (3), Dahni, Sementara yang meninggal dunia di Puskesmas atas nama Syahrani (14). Sementara 29 orang lainnya masih mendapatlan perawatan di rumah sakit.

Saat ini, BPBD Madina bersama masyarakat juga fokus untuk membantu pemakaman jenazah para korban. “Semua jenazah korban sudah dipulangkan untuk dimakamkan,” pungkasnya.

Editorial Team