Foto masa kecil Aliyah (dok.istimewa)
Sumarni selaku Petugas Pengantar Kerja Ahli Muda BP3MI Sumut angkat bicara soal kasus ini. Kamis (21/8/2025), ibu kandung Nazwa bernama Lanniari Hasibuan membuat pengaduan ke BP3MI. Ia berharap BP3MI bisa membantu proses pemulangan jenazah Nazwa yang terkendala biaya.
"Sudah membuat pengaduan ke BP3MI terkait kematian anaknya yang saat ini ada di Kamboja. Sudah diterima pengaduannya, kita akan proses. Kita akan berkooridnasi dengan pihak pemerintahan Kamboja dan KBRI di Phnom Penh," kata Sumarni Sinambela.
Nazwa Aliya disebutnya berangkat ke luar negeri sejak 29 Mei 2025. Ia nekat berangkat ke Kamboja setelah diiming-imingi bekerja oleh seseorang berkebangsaan Inggris berinisial CT.
CT bukanlah orang asing bagi keluarga Nazwa. Ibunya, Lanniari Hasibuan, sudah mengenal CT sejak ia bekerja di Malaysia sebagai pekerja migran. Namun Lanniari tidak tahu Nazwa pergi ke Kamboja dan bertemu CT. Sebab, Nazwa hanya pamit untuk melakukan interview kerja di bank swasta Indonesia.
"Nazwa ini bukan berangkat sebagai pekerja migran (resmi), walau pun dia diiming-imingi bekerja di bagian pelestarian lingkungan. Orang yang mengajak Nazwa ini adalah seorang ilmuwan. Ketika Nazwa di sana, ibu korban koordinasi dengan pihak KBRI. Dan petugas KBRI mengatakan kepada si Nazwa untuk segera pulang. Namun Nazwa menolak karena mengaku punya masalah dengan keluarga. Dia juga mengatakan bahwa dia sudah dewasa dan itu keputusanya juga hak dia untuk berangkat ke luar negeri dalam hal berwisata. Jadi mediasi tidak berjalan karena Nazwa tidak bersedia," lanjut Sumarni.