Karhutla Meluas di Toba, 235 Hektare Lahan Terbakar dalam 6 Hari

Medan, IDN Times - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Danau Toba kian memprihatinkan. Dalam rentang waktu 13 hingga 19 Juli 2025, tiga kecamatan di Kabupaten Toba terdampak cukup parah. Tiga kecamatan ini yaitu Kecamatan Balige, Ajibata, dan Tampahan.
Menurut data dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumut, total lahan yang terdampak mencapai 235 hektare, dengan Kecamatan Tampahan menjadi wilayah terluas yang terbakar. Meski tidak ada korban jiwa maupun luka, pemerintah tetap bersiaga dan melakukan berbagai upaya pemadaman serta mitigasi.
1. Tampahan menjadi kecamatan yang terdampak paling parah

Karhutla di Kabupaten Toba terjadi secara bertahap mulai 13 Juli dan berlangsung hingga 19 Juli 2025. Berdasarkan laporan yang diterima Pusdalops PB Sumut, Kecamatan Tampahan menjadi wilayah dengan dampak paling besar dengan luas kebakaran mencapai 180 hektare.
Api membakar kawasan di Desa Tangga Batu Timur, Desa Gurgur Aek Raja, dan Desa Meat. Sementara itu, di Kecamatan Ajibata, api melahap sekitar 35 hektare lahan di Desa Pardamean Sibisa, Desa Sigapiton, dan Desa Sirungkungon. Sedangkan di Kecamatan Balige, sekitar 20 hektare lahan terbakar di wilayah Desa Silalahi Pagat Batu, Silalahi Dolok, dan Sibudiala.
2. Upaya pemadaman terus dilakukan

Menanggapi kejadian tersebut, BPBD Sumut langsung bergerak cepat. Mereka menerjunkan tim dan mengerahkan dua unit mobil pemadam khusus kebakaran hutan dan lahan.
"BPBD Sumut berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk melakukan berbagai penanganan," ujar Sri Wahyuni Pancasilawati, Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumut, dalam keterangannya, Minggu (20/7/2025).
Sri juga memastikan bahwa penanganan kebakaran dilakukan bersama pemangku kepentingan di daerah. Hingga saat ini, tim masih berada di lapangan untuk memastikan api tak kembali meluas.
3. Tidak ada korban jiwa, tapi tetap waspada

Berita baiknya, tidak ada warga yang menjadi korban dalam kebakaran ini. Pusdalops Sumut menyatakan bahwa jumlah pengungsi, korban luka, maupun korban jiwa tercatat nihil.
Meski begitu, potensi bahaya tetap ada, terutama karena kemarau panjang dan lahan yang rawan terbakar. Pemerintah daerah diminta untuk tetap siaga dan memperkuat koordinasi guna mencegah kejadian serupa.