Karhutla Humbahas, Seorang Petani Meninggal Dunia Terjebak Api

Humbang Hasundutan, IDN Times - Nasib tragis dialami seorang petani perempuan di Desa Parsingguran II, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara. Ia ditemukan tewas terbakar di ladangnya sendiri saat terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Sabtu (19/7/2025) siang.
Peristiwa nahas ini terjadi ketika korban bersama suaminya membakar semak belukar di ladang milik mereka. Namun, api yang awalnya terkendali berubah menjadi bencana akibat hembusan angin kencang. Sang istri berupaya memadamkan api dari atas, namun diduga pingsan karena menghirup asap dan akhirnya terjebak kobaran api.
1. Korban tidak sempat menyelamatkan diri saat api membesar

Peristiwa bermula sekitar pukul 10.00 WIB, saat korban Juliana Banjarnahor (27) bersama suaminya, Haris Saharif (32) membersihkan ladang mereka dengan cara membakar semak belukar. Namun sekitar pukul 12.30 WIB, angin berhembus kencang dan membawa api menjalar ke kebun pinus milik tetangga.
Sadar api mulai menyebar, keduanya berupaya memadamkan api dari dua arah. Sang istri naik ke arah atas ladang, sementara sang suami berada di bawah. Namun, asap yang pekat dan panasnya api membuat sang istri diduga pingsan dan tak sempat menyelamatkan diri.
2. Korban ditemukan setelah api dipadamkan

Setelah melihat istrinya tak kembali, Haris langsung menghubungi keluarganya sekitar pukul 12.21 WIB untuk meminta bantuan. Warga bersama pihak terkait lalu melakukan pemadaman api hingga pukul 13.30 WIB.
Setelah api berhasil dipadamkan, tubuh korban ditemukan sudah meninggal dunia dalam posisi tergeletak di tanah. Peristiwa ini pun segera dilaporkan ke pihak kepolisian untuk penanganan lebih lanjut.
3. DLHK Sumut ingatkan bahaya membakar lahan

Kepala Bidang Perlindungan, Penegakan Hukum dan Peningkatan Kapasitas Dinas LHK Sumut, Zainuddin Harahap, menyayangkan insiden ini dan kembali mengingatkan masyarakat agar tidak sembarangan membakar lahan.
“Korban bersama suaminya membakar (semak belukar) di ladangnya seperti kronologis di atas. Dan terperangkap oleh api, akibat pergerakan angin yang cepat menyebarkan api,” jelas Zainuddin kepada awak media, Minggu (20/7/2025).
Zainuddin menambahkan, dengan kondisi cuaca yang panas dan kering, potensi karhutla sangat tinggi. Ia pun mengimbau warga untuk menghindari metode pembukaan lahan dengan cara membakar.
“Imbauan kepada masyarakat, upayakan menghindari cara membersihkan perladangan dan pertanian, dengan cara membakar mengingat suhu dan kondisi cuaca panas (kemarau). Hal ini, untuk mencegah hal-hal, yang tidak diinginkan ke depannya,” tambahnya.