Suasana kebakaran lahan di Bukit Parombahan, Desa Aek Sipitudai, Sianjur Mulamula, Samosir, Sumatera Utara, Minggu (7/8/2022) malam. (ANTARA Foto/Francisco Carolio)
Mantan Pangdam I Bukit Barisan itu, menjelaskan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut melalui Dinas Kehutanan Sumut dan BPBD Sumut akan melakukan tindakan preventif terlebih dahulu dalam melakukan sosialisasi dan pencegahan Karhutla kepada masyarakat.
"Inilah nanti kita harus memberikan pengertian, kepada rakyat-rakyat yang masih mengikuti kebiasaan-kebiasaan masa lalu yang tidak mudah," jelas Gubernur Edy.
Kebakaran Hutan dan Lahan di kawasan 2022 diklaim menjadi yang terluas dalam dua tahun terakhir. Seluas 500 Hektare (Ha) lebih kawasan hutan hangus.
Karhutla diduga disebabkan unsur kesengajaan. Motifnya, untuk membuka lahan perkebunan. Polisi terus melakukan pendalaman. Sementara ini Polres Samosir sudah menetapkan dua tersangka Karhutla.
Kepala Dinas Kehutanan Sumatra Utara Herianto menjelaskan, kebakaran dengan luas 506 Ha terjadi sepanjang Agustus 2022. Titik api tersebar di 15 lokasi di Kabupaten Samosir.
Titik-titik kebakaran itu antara lain; Turpuk Sihotang, Taman PPK Hutan Pinus, Sorsor Dolok Harian, Sipitu Dai, Simullop Huta Ginjang. Kemudian, Simpang Gonting, Simarsasar, Samping SMK Negeri 1 Harian, Pertungkoan Salaon Dolok, Menara Pandang Tele, Garoga Simanindo, Buntu Mauli Sitio 2, Tele, Jungak, dan Arsam Sekolah Sianjur. Namun, keseluruhannya sudah berhasil dipadamkan lokasi yang terbakar.
"Berdasarkan data satelit yang ada. Titik hotspot yang di Kabupaten Samosir sampai dengan Selasa kemarin, 8 Agustus 2022 berjumlah 50 titik hotspot,” ujar Herianto.