Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kebakaran Hutan dan Lahan di Danau Toba, Ada Rencana Rekayasa Cuaca

Ilustrasi karhutla (Dok: istimewa)
Ilustrasi karhutla (Dok: istimewa)
Intinya sih...
  • Faktor utama Karhutla: cuaca kemarau dan kebiasaan warga
  • Kawasan Danau Toba jadi titik rawan, Sumut akan ajukan modifikasi cuaca
  • 80 kasus Karhutla tercatat, separuhnya terjadi di KSPN

Medan, IDN Times- Selama tujuh bulan terakhir, Sumatra Utara mengalami kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) seluas 1.804,95 hektare. Kebakaran ini tidak hanya mengancam keanekaragaman hayati dan kesehatan masyarakat, tetapi juga mengganggu sektor pariwisata, khususnya di kawasan Danau Toba yang menjadi destinasi unggulan nasional.

Gubernur Sumut Bobby Nasution mengungkapkan bahwa selain faktor cuaca kering, kebiasaan masyarakat membuka lahan dengan cara dibakar turut menjadi penyebab utama. Pemerintah provinsi pun tengah menyiapkan langkah antisipasi, termasuk pengajuan teknologi modifikasi cuaca untuk mempercepat turunnya hujan di kawasan terdampak.

1. Faktor utama Karhutla: cuaca kemarau dan kebiasaan warga

Ilustrasi Karhutla (Doc. BNPB)
Ilustrasi Karhutla (Doc. BNPB)

Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution menegaskan bahwa penyebab utama kebakaran hutan bukan hanya karena cuaca kemarau, tetapi juga karena kebiasaan warga membuka lahan dengan cara dibakar.

"Penyebab utama kebakaran hutan, kemarau dan kebiasaan warga, kemarin kita sampaikan kepada bupati (agar) bersosialisasi ke masyarakat. Pembukaan lahan (itu) jangan (menggunakan) metode pembakaran," ujar Bobby saat diwawancarai di Kantor Gubernur Sumut, Jumat (18/7/2025).

Untuk mencegah hal ini terulang, Bobby telah menginstruksikan bupati dan wali kota agar memperketat pengawasan terhadap aktivitas warga di wilayahnya masing-masing.

2. Kawasan Danau Toba jadi titik rawan, Sumut akan ajukan modifikasi cuaca

(Ilustrasi Karhutla) ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
(Ilustrasi Karhutla) ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Bobby menyebut banyak Karhutla terjadi di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba. Mengingat kawasan tersebut sudah masuk musim kemarau dengan curah hujan di bawah 30 milimeter, Pemprov Sumut tengah mengajukan permohonan modifikasi cuaca ke Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"Kita lagi akan upayakan dengan modifikasi cuaca karena di daerah kawasan Danau Toba sudah masuk kemarau dan curah hujan di bawah 30 milimeter," ucapnya.

Saat ini, Pemprov tengah menunggu kelengkapan dokumen dari beberapa kabupaten untuk bersama-sama mengajukan permintaan modifikasi cuaca tersebut.

3. 80 kasus Karhutla tercatat, separuhnya terjadi di KSPN

Ilustrasi karhutla di Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Kepala BPBD Sumut Tuahta Ramajaya Saragih melaporkan bahwa dalam tujuh bulan terakhir, terdapat 80 kasus Karhutla, dengan 40 di antaranya terjadi di wilayah KSPN. Rinciannya meliputi; Samosir: 12 kejadian, Toba: 9 kejadian, Karo: 6 kejadian, Simalungun: 4 kejadian, Humbang Hasundutan dan Dairi: masing-masing 3 kejadian serta Tapanuli Utara: 2 kejadian.

Wilayah lain seperti Tapanuli Tengah, Padang Lawas Utara, Langkat, dan Padangsidimpuan juga mencatat kebakaran lahan meski tidak sebanyak di sekitar Danau Toba.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Sumut Togap Simangunsong menyebut bahwa dampak Karhutla kini telah mengganggu keberlanjutan ekosistem dan sektor wisata di Sumut.

"Dalam beberapa bulan ini, laporan Karhutla terus mengancam keberlanjutan kawasan, merusak keanekaragaman hayati, mengganggu pariwisata, dan menurunkan kualitas udara yang berdampak terhadap kesehatan masyarakat," ujar Togap, Kamis (17/7/2025).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us