Karena Virus Corona, Pendapatan Pariwisata Sumut Bakal Hilang Rp5,2 M

Medan, IDN Times - Merebaknya Novel Coronavirus (NcoV) juga mengguncang dunia pariwisata. Jika virus itu tak cepat diatasi, berpotensi besar berakibat pada penurunan jumlah wisatawan di Indonesia.
Di Sumut, wisatawan Tiongkok termasuk penyumbang pendapatan di dunia pariwisata terbesar, setelah Malaysia dan Singapura.
“Dengan merebaknya virus ini, banyak wisatawan yang membatalkan atau menunda perjalanan mereka,” kata Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) Arie Prasetyo, Rabu (29/1).
1. Wisatawan Tiongkok peringkat tiga setelah Malaysia dan Singapura
Kata Arie, wisatawan Tiongkok termasuk yang tertinggi angkanya berwisata ke Sumut. Meskipun di bawah Malaysia dan Singapura di posisi dua teratas.
Wisatawan Tiongkok yang masuk ke Sumut rata-rata 600 hingga 900 orang per bulan. Data
Desember 2019, menunjukkan ada 679 wisatawan Tiongkok yang datang.
Jika diasumsikan uang yang dihabiskan masing-masing wisatawan sebesar Rp7,8 juta. Potensi kehilangan pendapatan dari wisatawan Tiongkok mencapai Rp5,2 miliar per bulan. Belum termasuk itungan wisatawan Malaysia dan Singapura yang juga mulai terpapar Corona.
“Kita berharap seluruh pintu masuk wisatawan ke asunut diawasi agar virus Corona tidak masuk ke Sumut,” ungkapnya.
2. Angka kunjungan wisatawan Tiongkok menurun
Biasanya pada akhir tahun wisatawan yang masuk ke Sumut khususnya dari Tiongkok cukup banyak. Apalagi diikuti dengan libur Tahun Baru Imlek.
Data terakhir yang dicatat Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisatawan Tiongkok yang masuk ke Sumut sepanjang Januari hingga November 2019 mencapai 7.909 orang. Angka ini turun 1,09 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara Malaysia dan Singapura masih menguasai pangsa Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang berkunjung dengang masing-masing berjumlah 124.634 orang dan 16.779 orang. Kemungkinan besar angka kunjungan wisman dari Malaysia dan Singapura juga bakal menurun karena Corona.
3. Promosi pariwisata digeser ke negara yang belum terdampak
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio menegaskan jika langkah antisipatif perlu dilakukan untuk mencegah masuknya Corona ke Indonesia. Seluruh stakeholder pariwisata termasuk asosiasi serta seluruh kepala Dinas Pariwisata Provinsi dan Kabupaten/Kota diimbau untuk turut serta memantau arus kedatangan wisatawan mancanegara di pintu masuk kedatangan negara, baik darat, laut, maupun udara di daerahnya masing-masing.
Dia juga mengatakan jika promosi pariwisata sementaa waktu akan digeser ke negara yang tidak terdampak penyebaran virus corona.
“Kementerian Luar Negeri telah menerbitkan ‘travel advice’ atau imbauan perjalanan bagi WNI ke China, sedangkan untuk promosi kami alihkan. Masih banyak market besar lainnya yang bisa kita ambil seperti Amerika Serikat, Australia, Eropa, New Zealand, dan lainnya, tidak hanya China,” katanya.
Dia berharap kondisi ini bisa pulih secepatnya. Agar dunia pariwisata juga kembali normal.