Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Kapal Basarnas (Hendra Simanjuntak/IDN Times)

Sibolga, IDN Times - Tim Basarnas Sibolga, Sumatera Utara akhirnya berhasil mengevakuasi dua nelayan Kapal Jaring Apung KM Gemilang 717 GT 02, Rabu (21/5).

Dua nelayan itu yakni Nahkoda Kapal, Usman Harahap (50). Sementara satu awak kapal bernama Fahmi Pasaribu (38). Keduanya merupakan warga Kecamatan Barus, Tapteng.

1. Dua nelayan ditemukan di hari keempat pencarian

Tim SAR Sibolga, Pol Airud, AL bersama Nahkoda Kapal yang selamat (Hendra Simanjuntak/ IDN Times)

Kapten KN SAR Nakula, Arotama Telaumbanua didampingi Korpos SAR Sibolga Hari Susanto menjelaskan, dua nelayan asal Barus ditemukan setelah tim Basarnas dan Pol Airud Sibolga melakukan pencarian dihari ke empat. 

Dari pencarian itu, kata dia satu nelayan ditemukan meninggal dunia.

"Korban pertama yang kita temukan itu yakni Usman Harahap. Dia ditemukan sekira pukul 09.15 WIB," jelas Arotama.

2. Awak kapal ditemukan meninggal dunia

Jenazah awak kapal, Fahmi Pasaribu saat hendak dievakuasi menuju mobil ambulance (Hendra Simanjuntak/IDN Times)

Dikatakan Arotama, kedua korban ditemukan dari tempat yang berbeda. 

Dua nelayan tersebut ditemukan tak jauh dari Air Terjun Pulau Mursala. "Usman Harahap yang merupakan nahkoda kapal ditemukan dipinggir pulau Mursala," jelasnya.

Arotama mengungkapkan, KM Gemilang 717 GT 02 diawaki oleh dua orang nelayan. Sejak Minggu (17/5), kapal tersebut dikabarkan hilang kontak.

"Awak kapal atas nama Fahmi ditemukan sekira pukul 11:40 WIB dalam kondisi sudah meninggal dunia," katanya.

3. Kapal dihantam ombak pada Sabtu malam

Kapten KN SAR Nakula, Arotama Telaumbanua saat memberi keterangan kepada awak media (Hendra Simanjuntak/ IDN Times)

Sementara itu, Usman Harahap mengaku Sabtu (16/5) malam kapal mereka dihantam badai sebelum terdampar di sekitar air terjun Pulau Mursala.

"Kulihat kapal mulai karam, kukasih lah aba-aba sama si Fahmi untuk siap-siap melompat ke darat. Tapi sebelum kapal mendekati darat, Fahmi langsung melompat ke laut," kata Usman saat ditemui di kantor Pol Airud.

Saat itu, kata Usman, dia sempat berusaha mengarahkan Kapal ke arah Pulau Mursala. Namun nahas, saat itu kondisi mesin kapal tiba-tiba mati.

"Waktu itu saya tetap bertahan di kapal sampai ke pinggir pantai, dan setelah itu kapal hancur," katanya.

4. Selama 4 hari di Pulau Mursala, Usman mengaku hanya memakan beras mentah

Nahkoda Kapal yang selamat, Usman Harahap saat memberikan keterangan di kantor Pol Airud Sibolga (Hendra Simanjuntak/IDN Times)

Usman terdampar sejak Minggu (17/5) pagi. Untuk bertahan hidup, Usman mengaku hanya memakan beras. 

Sementara untuk minum, Usman mengambil air tawar yang bersumber dari air terjun Pulau Mursala.

"Memang kami selalu bawa bekal beras yang dimasukkan ke dalam kaleng. Saat itu, kaleng yang berisi beras itu dibawa ombak ke pinggir pantai," jelasnya.

5. Berangkat dari Barus pada hari Jumat

Usman Harahap saat tiba di PPN Sibolga disambut haru oleh keluarga ( Hendra Simanjuntak/IDNTimes)

Sebelumnya dua nelayan dikabarkan berangkat melaut dari kualo Pasar Tarandam Barus pada hari Jumat (15/5).

Mereka berangkat sekira pukul 14:00 WIB untuk menangkap ikan di perairan Pulau Mursala.

Namun, pada hari Minggu (17/5) pukul 17:00 WIB, kapal yang dinahkodai oleh Usman Harahap hilang kontak dengan pemilik kapal. 

Editorial Team