Tapanuli Selatan, IDN Times – Populasi orang utan Tapanuli, spesies kera besar paling langka di dunia yang hanya dapat ditemukan di Ekosistem Batang Toru, kini diperkirakan tersisa 577-760 individu. Fragmentasi habitat akibat alih fungsi lahan membuat satwa kunci ini kian terancam sehingga menempatkan orang utan Tapanuli pada status yang sangat kritis.
Sebagai langkah untuk menjaga kelestarian, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dengan dukungan Konservasi Indonesia (KI) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan kajian kesesuaian habitat Orangutan Tapanuli di Koridor Bulu Mario dan Aek Malakkut, Selasa (9/9/2025).
Kedua koridor tersebut bukanlah lokasi baru untuk menghubungkan habitat orang utan yang telah terfragmentasi. Sejak tahun 2017, melalui Peraturan Daerah No. 5 tahun 2017, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan telah merencanakan empat koridor, yaitu Koridor Hutaimbaru, Silima-lima, Bulu Mario, dan Aek Malakkut. Dari keempatnya, penguatan dua koridor Bulu Mario dan Aek Malakkut, menjadi fokus lokasi karena secara kajian lebih lemah dibanding dua koridor lainnya.