Jenazah Pendaki Tewas di Kerinci Tiba di Siantar, Ibu: Udah Datang Kau

Puluhan masyarakat yang sudah menunggu kedatangan jenazah seketika langsung berkerumun. Kondisi jalan yang berlumpur sempat menjadi kendala peti jenazah dibawa ke rumah duka.

"Tadi pun mobil ambulansnya sempat kesusahan masuknya. Kalau peti diangkat dari pasar besar itu, susah," kata salah seorang warga.

Setiba di depan rumah duka, ibunda Iglesias Sinaga, boru Butar-butar yang didampingi kedua saudaranya histeris dan tak dapat menahan air matanya. Tangis ibu dari 3 anak itu pecah melihat peti kayu, di mana anak sulungnya terbujur kaku.

"Nga ro be ho Iglesias (udah datang kau, Iglesias)," teriak boru Butar-butar.

Rumah yang berada di ujung perkampungan itu semakin ramain. Kerabat dan keluarga silih berganti datang untuk melihat jenazah alumni Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat itu.

Hanya pandangan kosong yang terlihat di wajah para pelayat. Mereka seolah-olah tidak percaya dengan kepergian Iglesias yang cukup menyakitkan.

"Hobinya yang menjadi aktivitas terakhir mendiang," cetus seorang kerabat.

Anggota keluarga, Armeindo Sinaga mengatakan, jenazah masih akan bermalam di rumah duka. Rencananya Kamis (22/8) sore akan dimakamkan di tempat pemakaman umum batu 8, Simalungun.

"Karena masih ada keluarga yang ditunggu, jadi besok dimakamkan. Itu tadi kesepakatan keluarga,"pungkasnya.

Sejak berhasil dievakuasi dari shelter 3 Gunung Kerinci, Armeindo menjelaskan, pihak keluarga mendapat bantuan luar biasa dari kantor tempat Iglesias bekerja, Komunitas Pecinta Gunung dan rekan-rekan Iglesias yang berada di Padang dan Jambi.

"Mulai dari biaya transportasi dan rumah sakit sampai mengantar jenazah ke bandara di Jambi, kami mendapat dukungan penuh. Terima kasih banyak,"ucapnya.