Penampakan 1 ton 285 kilogram kokain yang diangkut kapal Aungtoetoe 99 (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)
Dalam konferensi pers yang diselenggarakan TNI AL di Mako Lantamal IV Batam pada, 16 Mei 2025—15 jam setelah proses penangkapan, Pangkoarmada 1, Laksamana Muda (Laksma) TNI Fauzi menyampaikan keberhasilan mereka menangkap kapal Aungtoetoe 99.
"Ini merupakan bentuk keseriusan kami dalam memerangi narkotika," tegas Laksma TNI Fauzi.
Namun, ketika IDN Times mempertanyakan asal mula barang bukti dan tujuan akhir kapal tersebut, Laksma TNI Fauzi menolak untuk menyampaikan kepada awak media. "Masih dalam pengembangan."
Ia menolak menjelaskan kepada publik alur perjalanan kapal Aungtoetoe 99 yang mengangkut 1 ton 285 kilogram kokain dan 768 kilogram sabu—dari hulu ke hilir.
Dua hari setelah konferensi pers, 18 Mei 2025, IDN Times mendapatkan data interogasi nahkoda kapal Aungtoetoe 99. Data tersebut diberikan oleh salah satu pejabat tinggi TNI AL yang bertugas di wilayah barat Indonesia, dan sepenuhnya dapat dipertanggungjawabkan.
Ko Soe Wyn (50), pria kelahiran Provinsi Ranong, Thailand terlibat di dalam pengiriman narkotika dengan nilai jual di pasaran mencapai Rp7,5 triliun. Ia merupakan kapten kapal Aungtoetoe 99.
Dari data interogasi tersebut, Ko Soe Wyn mengaku memilik kartu identitas negara ganda, Thailand dan Myanmar—kartu identitas Myanmar tersebut dibuatnya di Pulau Song yang berlokasi di Myanmar. Bahkan, ia juga fasih berbicara bahasa Myanmar.
Sebelum masuk ke dunia pelayaran, Ko Soe Wyn menghabisi hari-harinya dengan bekerja menjadi kuli bangunan. Selanjutnya ia mulai bekerja menjadi teknisi kapal dan belajar mengemudikan kapal ikan di perairan sekitar laut Andaman.
Masih dari hasil interogasi terhadap Ko Soe Wyn, sekitar bulan April 2025, melalui rekan sesama nelayan, ia diperkenalkan kepada seorang warga negara Myanmar atas nama Thou Wa. Selanjutnya, Thou Wa menawarkan pekerjaan kepada Ko Soe Wyn untuk bekerja sebagai kapten kapal Aungtoetoe 99, dengan rute pelayaran dari Provinsi Ranong, pesisir barat Thailand menuju Provinsi Pattani, pesisir selatan Thailand.
Selanjutnya, Ko Soe Wyn menerima tawaran pekerjaan tersebut dengan upah 30.000 Baht atau sekitar Rp15 juta. Sebelum berangkat, ia mendapatkan uang Down Payment (DP) sebanyak 15.000 Baht atau sekitar Rp7,5 juta.
Setelah menerima tawaran pekerjaan tersebut, Ko Soe Wyn bertemu dengan pemilik kapal atas nama Ko Khao dan Thou Wa sebanyak dua kali di Provinsi Ranong, dan Myanmmar.
Setelah itu, pada 8 Mei 2025, pukul 20.00, berdasarkan keterangan Ko Soe Wyn di dalam interogasi, ia diantar oleh Thou Wa ke kapal Aungtoetoe 99 di sekitar perairan Provinsi Ranong, Thailand Barat.
Saat sampai di kapal, Ko Soe Wyn melihat terdapat empat orang warga negara Myanmar berinisial UTT, AKO, KL dan S. Empat WN Myanmar ini diketahui berasal dari Kepulauan Surin, Thailand. Setelah itu, kapal Aungtoetoe 99 mulai berlayar dengan tujuan akhir Provinsi Pattani, Thailand Selatan.
Dalam keterangan Ko Soe Wyn kepada penyidik TNI AL, rute perjalanan telah diatur oleh pemilik kapal Ko Khao dan Thou Wa dengan metode point to point di sistem navigasi kapal. Hal itu membuat Ko Soe Wyn hanya mengikuti rute yang telah ditentukan oleh pemilik kapal.
Selama perjalanan, pemilik kapal Ko Khao dan manager Thou Wa hanya berkomunikasi dengan Ko Soe Wyn melalui media sosial LINE dan komunikasi handphone satelit. Upaya konfirmasi juga telah dilakukan IDN Times kepada Ko Khao dan Thou Wa, namun nomor ponsel keduanya didapati sudah tidak aktif.
Pada 10 Mei 2025, pemilik kapal Ko Khao meminta Ko Soe Wyn untuk mengecek barang yang ada di depan lambung kapal melalui foto. Setelah dilakukan pengecekan, pemilik kapal Ko Khao menyampaikan bahwa terdapat puluhan kotak bertuliskan K (kokain) sebanyak 1.285 kilogram, dan puluhan kotak bertuliskan ICE (sabu) sebanyak 768 kilogram. Sebelumnya, Ko Soe Wyn hanya mengetahui bahwa terdapat 1.200 kilogram bensin dan 700 kilogram diesel.
Sehubungan dengan hal tersebut, Ko Soe Wyn meminta kenaikan upah sebanyak 10.000 Baht atau setara Rp5 juta untuk dirinya dan masing-masing kru kapal.
Pada tanggal 14 Mei 2025, ketika tim TNI AL melakukan upaya penindakan terhadap kapal Aungtoetoe 99, Ko Soe Wyn berkomunikasi dengan pemilik kapal Ko Khao untuk meminta arahan terkait dengan apa yang harus ia lakukan, namun pemilik kapal Ko Khao hanya mengarahkan untuk memperlambat kecepatan kapal.
Kapal tersebut tertangkap di perairan Selat Durian oleh TNI AL. Berdasarkan data point to point kapal Aungtoetoe 99 yang didapati IDN Times, kapal tersebut berencana melewati perairan Provinsi Kepulauan Riau, mengitari perairan Kabupaten Bintan dan naik ke utara menuju Provinsi Pattani, Thailand Selatan.
Selain menangkap satu kapten dan empat kru kapal Aungtoetoe 99, BNN RI juga menetapkan Ko Khao masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO). "Kita sudah menetapkan Ko Khao masuk dalam DPO," tegas Kepala BNN RI, Komisaris Jenderal (Komjen) Pol Marthinus Hukom, 26 Mei 2025 di Kota Batam.