Ritual adat yang dilakukan di malam solidaritas sebagai upaya mengharapkan perlindungan bagi masyarakat adat Sabtu, 06/04/2024 (IDN Times/Eko Agus Herianto)
Sejak datangnya PT. TPL, Jhon menyebutkan jika wilayah adat di kawasan Danau Toba terdapat banyak sekali persoalan. Mulai dari masalah ekologis hingga hilangnya tanah adat.
"PT. TPL merampas dan menghilangkan wilayah-wilayah adat, di mana masyarakat adat itu hidup secara turun-temurun. Masyarakat di wilayah tanah Batak atau kawasan Danau Toba kehilangan tempat ataupun sumber kehidupan. Selain itu juga konflik di antara kami sesama orang Batak juga disebabkan oleh TPL ini. Sesama saudara diadu domba, yang awalnya kami rukun jadi berselisih," jelas Jhon.
Sementara untuk dampak ekologis, Jhon mengatakan jika mereka merasakan langsung limbah perusahaan yang berdampak pada polusi yang bau.
"Sudah menjadi bagian dari keseharian kami bau limbah yang disebabkan PT. TPL. Air bersih dan ikan juga cukup sulit ditemukan. Artinya sungai ikut tercemar imbas PT. TPL. Kehidupan ekonomi kami juga terancam, mereka membabat sumber kehidupan kami, misalnya kemenyan," katanya.
Jhon melanjutkan jika dari kemenyan saja mereka dapat melangsungkan kehidupan. Bahkan untuk biaya bersekolah. Jika pohon kemenyan dibabat, kehidupan mereka juga terancam.