Tersangka JP saat rekonstruksi kasus pembunuhan Hakim Jamaluddin (IDN Times/Prayugo Utomo)
Obrolan di Coffee Town berlanjut semakin serius. Bahkan ZH juga yang menyusun dan langsung menjelaskan skenario eksekusi terhadap Jamaluddin.
Dalam rencananya, ZH akan menjemput JP dan RF di seputaran Pasar Johor, Jalan Karya Wisata, Kecamatan Medan Johor sekira pukul 19.00 WIB. ZH tampaknya sudah memastikan jika ZH belum pulang ke rumah. Kemudian mereka langsung bergerak ke rumah Jamaluddin di Jalan Aswad, Kecamatan Medan Johor.
Mereka langsung diminta naik ke lantai tiga untuk menunggu Jamaluddin pulang. ZH juga sudah menyiapkan kain untuk membekap Jamaluddin. Dia ingin membangun cerita soal kematian Jamaluddin karena sakit jantung.
ZH memberikan uang Rp2 juta kepada JP dan RF. Lantas, RF langsung membeli berbagai perlengkapan untuk beraksi.
Dia membeli dua unit ponsel genggam, dua pasang sepatu, dua masker, dua helm, dua jaket dan dua pasang sarung tangan. Perlengkapan ini digunakan untuk mengelabui jejak pembunuhan.
“Mereka juga ada membeli HP. Ada dua unit. (Itu) Sekali pakai. Ini dipakai untuk berkomunikasi antara JP dan ZH. Setelah membuang Jamaluddin, HP itu dibuang ke sungai,” kata Kombes Andi Rian.
Rekonstruksi hari ini berkutat pada perencanaan pembunuhan saja. Reka ulang berikutnya akan dilaksanakan dalam beberapa hari ke depan. Rencananya rekonstruksi berikutnya akan menampilkan bagaimana para eksekutor menghabisi nyawa Jamaluddin di rumah.
Sebelumnya, Jamaluddin ditemukan tidak bernyawa di dalam mobilnya di kawasan perkebunan sawit Desa Sukadame, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (29/11) tahun lalu. Jenazahnya ditemukan di baris kedua kursi penumpang.
Barang berharga seperti jam tangan, kalung dan cincin Jamaluddin tidak ada yang hilang. Dia ditemukan dalam keadaan mengenakan pakaian olahraga tanpa kaos dalam.