Medan, IDN Times – Setelah tutup karena pandemik COVID-19, Istana Maimun, Kota Medan rencananya akan dibuka kembali mulai Minggu (7/6) mendatang. Namun pengelola rencananya akan memperketat protokol kesehatan bagi setiap pengunjung yang datang.
Istana Maimun sempat tutup sekitar 3 bulan. Itu dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 yang angkanya masih belum menunjukkan penurunan di Sumatera Utara.
Yayasan Sultan Ma'moen Al Rasyid sudah berdiskusi dengan Dinas Pariwisata Kota Medan. Pihaknya akan membuka Istana Maimun dengan prosedur new normal atau kenormalan baru sejalan dengan Surat Edaran Menteri Kesehatan tentang Protokol Pencegahan Penularan COVID-19 di area publik dalam mendukung keberlangsungan usaha.
Ketua Umum Yayasan Sultan Ma'moen Al Rasyid, IR Tengku Reizan Ivansyah mengatakan ada sekitar 200 orang yang bergantung hidup dari aktivitas pariwisata di Istana Maimun.
“Tentu hal ini harus diperhatikan setelah 3 bulan Istana Maimun ditutup,” ungkapnya, Rabu (4/6).
Reizan juga bersyuku, sampai saat ini belum ada pekerja dan pengelola Istana Maimun yang diberhentikan. Selama 3 bulan terakhir, pihak yayasan terus berusaha semaksimal mungkin membantu para pekerja.
“Alhamdulillah tidak ada pekerja yang harus diberhentikan akibat dampak dari wabah COVID-19 ini. Untuk itu, setelah melihat situasi sekarang kita optimis untuk membuka kembali Istana Maimoon dengan tetap mematuhi Protokol Kesehatan yang ditetapkan Pemerintah.
Sejumlah protokol akan diberlakukan kepada pengunjung. Pengunjung pastinya wajib menggunakan masker, mencuci tangan sebelum dan sesudah berkunjung. Wisatawan yang berkunjung harus dalam kondisi tubuh yang sehat.
Pihak istana juga akan melakukan pengecekan suhu tubuh pengunjung. “Selama berkunjung di Istana Maimun wisatawan harus tetap menjaga jarak antar orang minimal 1 meter. Dan tidak dibenarkan untuk menyentuh benda apapun yang ada didalam istana. Pihak pengelola nantinya juga akan terus memantau pergerakan wisatawan di dalam istana untuk menghindari terjadinya penumpukan orang sebagaimana yang biasa terjadi dihari-hari biasa sebelum wabah COVID-19 mulai merebak,” pungkasnya.
Untuk diketahui, hingga Kamis (4/6), angka COVID-19 di Sumut terus mengalami lonjakan. Bahkan dalam kurun waktu Maret, hari ini Sumut mencatatkan rekor baru 488 kasus dengan peningkatan 44 kasus dibanding hari sebelumnya. Kota Medan masih menduduki peringkat satu dengan 336 kasus. Diikuti oleh Deli Serdang 58 kasus, Kota Pematang Siantar 29 kasus dan Simalungun 24 kasus.