Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi lahan pertanian produktif.(IDN Times/Dhana Kencana)

Tapanuli Selatan, IDN Times - Ratusan petani di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), khususnya di Kecamatan Angkola Muaratais, terancam gagal turun tanam musim ini akibat krisis air irigasi. Kondisi ini dikhawatirkan akan berdampak pada target swasembada pangan daerah yang dikenal sebagai salah satu lumbung padi di Sumatera Utara.

"Kami pastikan gagal turun tanam jika air tidak tersedia," ujar Amhar Harianja (50) petani di Desa Tatengger,  dilansir ANTARA, Kamis (10/4/2024).

Menurutnya, seharusnya petani sudah mulai mengolah sawah kembali pasca panen Februari-Maret dan setelah Lebaran Idul Fitri 1446 H. Namun, minimnya pasokan air membuat aktivitas pertanian tidak bisa dilakukan secara optimal.

"Memang ada sebagian kecil yang sudah turun tanam, tapi itu hanya petani di pinggiran desa yang memanfaatkan aliran air gunung, itu pun sangat terbatas," lanjutnya.

1. Ketersediaan pupuk menjadi sia-sia jika tidak diimbangi dengan pasokan air

Ilustrasi lahan pertanian (IDN Times/Ayu Afria)

Amhar juga mengungkapkan bahwa stok pupuk untuk musim tanam pertama dan kedua sudah sangat mencukupi. Namun, ketersediaan pupuk menjadi sia-sia jika tidak diimbangi dengan pasokan air.

"Kalau air tidak ada, pupuk pun tak berarti. Ini bisa berdampak serius pada ketahanan pangan kita," ungkap ayah tiga anak itu.

Ia menambahkan, kondisi ini sangat memprihatinkan di tengah upaya serius Kementerian Pertanian RI di bawah kepemimpinan Menteri Amran Sulaiman yang tengah fokus memperkuat ketahanan pangan nasional.

2. Sedimentasi menjadi penyebab utama tersendatnya aliran air

Editorial Team

Tonton lebih seru di