Medan, IDN Times – Banyak orang menyangka bahwa Terrarium merupakan suatu kegiatan yang sulit untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan tanaman ekosistem mini ini berada di suatu wadah yang tembus pandang di dalamnya.
Namun, di kota Medan ada penggiat yang membudidayakan terrarium untuk menjadi sebuah cara menghilangkan kepenatan, yaitu seorang pria bernama Susandi bekerja sebagai guru SD di salah satu sekolah swasta dan wanita bernama Maria yang merupakan seorang desainer.
Cerita punya cerita, ternyata keduanya memiliki pengalaman unik dari awal pembuatan sebuah terrarium pada tanaman kaktus dan sukulen. Siapa sangka, limbah dapat disulap menjadi wadah untuk tanaman kaktus terrarium. Limbah tersebut ternyata berasal dari teko kopi yang tidak terpakai lagi.
“Arti dari terrarium itu suatu wadah yang tembus pandang di dalamnya ada tanaman ekosistem mini, gak mesti harus kaktus. Kakau juga bisa setelah berjalan begini, arti terrarium bagi kami sendiri adalah suatu hobi, tempat untuk menyalurkan ekspresi juga,” ungkap Susandi beberapa waktu lalu.
Sementara itu, kaktus yang dibuat oleh Susansi berasal dari Singapura dari Maria, karena tidak dapat merawat kaktus tersebut. Dirinya memberikan dan memercayakan kaktus kepada Susandi.
“Kalau kaktusnya 3 saya beli dari Singapura, karena saya gak pandai rawat jadi saya kasih. Terus dijaganya dengan wadah teko kopi yang retak,” ungkap Maria.