Medan, IDN Times- Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Sumatra Utara (Sumut), Muhamad Pintor Nasution menyampaikan, memasuki semester kedua tahun 2022, investor di pasar modal, baik investor saham, maupun investor obligasi tengah menyusun strategi investasi yang tepat untuk mengoptimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko, di mana kondisi pasar obligasi Indonesia diproyeksikan masih akan bergerak fluktuatif hingga akhir tahun.
Ia mengatakan, penyebab fluktuasi harga obligasi di pasar modal karena ancaman tingginya inflasi serta tren kenaikan suku bunga negara-negara maju. Namun, kondisi ekonomi domestik yang terjaga menjadi katalis positif dalam menahan tekanan eksternal tersebut.
"Risiko utama pasar global adalah keputusan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang menaikkan suku bunga acuan secara agresif untuk meredam tingginya inflasi yang kemudian menimbulkan risiko stagflasi," ujarnya, Sabtu (2/7/2022).