Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
-
Tim SMART Patrol dari Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) dan Yayasan Orangutan Sumatra Lestari (YOSL) melakukan patroli di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). (Dok LCP)

Langkat, IDN Times - Pelestarian lingkungan hidup tak lagi menjadi urusan pemerintah atau pegiat konservasi semata. Kini, dunia industri pun mulai terlibat aktif menjaga ekosistem.

PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) bersama Leuser Conservation Partnership (LCP), mendukung aksi pelestarian ekosistem Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL)—rumah bagi satwa langka seperti orangutan, gajah, dan harimau sumatra.

1. Dukung penuh patroli konservasi di jantung Leuser

Tim SMART Patrol dari Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) dan Yayasan Orangutan Sumatra Lestari (YOSL) melakukan patroli di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). (Dok LCP)

Komitmen Inalum terhadap kelestarian TNGL diwujudkan melalui dukungan operasional Patroli SMART (Spatial Monitoring and Reporting Tool). Bersama Balai Besar TNGL dan Tim HOCRU dari Yayasan Orangutan Sumatera Lestari (YOSL), kegiatan ini berlangsung pada 21–30 Juni 2025 dengan menjangkau 2.000 hektare kawasan hutan dan lintasan sepanjang 24,42 kilometer.

Tim patroli bertugas memantau aktivitas ilegal, seperti perambahan dan perburuan satwa dilindungi, sekaligus memperkuat perlindungan terhadap habitat orangutan sumatra. Dalam kegiatan tersebut, masih ditemukan jejak megafauna seperti orangutan, gajah, dan harimau sumatra.

“Dukungan ini merupakan wujud tanggung jawab sosial dan lingkungan kami, khususnya dalam menjaga keberlanjutan ekosistem Leuser yang menjadi bagian penting dari warisan alam Indonesia,” ujar Kepala Departemen CSR PT Inalum, Susyam Widodo dalam keterangan tertulis, Rabu (6/8/2025).

2. Pasang papan edukasi tentang pentingnya pelestarian orangutan

Pemasangan plang edukasi tentang orangutan di pintu masuk Taman Nasional Gunung Leuser, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat. (Dok. LCP))

Tak sekadar mendukung patroli hutan, Inalum juga berkontribusi dalam upaya penyadartahuan publik. Melalui plang edukasi bertema konservasi orangutan sumatra, perusahaan ini mengajak wisatawan dan masyarakat sekitar lebih peduli terhadap keberadaan spesies terancam punah ini.

Plang edukasi dipasang di dua titik strategis, yakni pintu masuk TNGL kawasan Bukit Lawang (Desa Sampe Raya, Bahorok) dan kawasan ekowisata Pamah Semelir (Desa Telagah, Sei Bingai).

Papan ini memuat informasi seputar status konservasi orangutan, peran penting mereka dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan tropis, serta etika berinteraksi dengan satwa liar.

“Kami percaya edukasi visual di lapangan sangat efektif dalam mengubah persepsi dan perilaku publik terhadap isu konservasi,” katanya.

3. Kolaborasi jadi kunci menyelamatkan megafauna sumatra

Staf LCP Arep (kanan) menyerahkan obat-obatan untuk satwa kepada Tim HOCRU YOSL. (Dok LCP)

Keberadaan orangutan di TNGL bukan sekadar ikon satwa langka, melainkan bagian penting dari regenerasi hutan. Perannya dalam menyebarkan biji tumbuhan menjadikannya kunci keseimbangan ekosistem tropis. Karena itu, keterlibatan lintas sektor seperti dunia industri dinilai penting untuk konservasi jangka panjang.

Direktur LCP, Ismail, menyampaikan apresiasinya atas kontribusi langsung yang diberikan Inalum. Ia menekankan bahwa pelestarian lingkungan membutuhkan kerja kolektif dari berbagai pihak.

“Keterlibatan Inalum adalah bentuk nyata sinergi dunia industri dan konservasi,” ujar Ismail.

“Upaya konservasi tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri. Keterlibatan aktif perusahaan seperti Inalum adalah contoh baik bagaimana dunia usaha bisa menjadi bagian dari solusi,” pungkasnya.

Editorial Team