Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Program pembibitan modern yang dilakukan PT Inalum (dok.Inalum)
Program pembibitan modern yang dilakukan PT Inalum (dok.Inalum)

Intinya sih...

  • Langkah strategi konservasi efektif dan efisien

  • Mulai beroperasi Mei 2025, PMP di Paritohan dan KBR tersebar di beberapa wilayah

  • Program penanaman pohon dilaksanakan secara berkelanjutan sejak 2018 di tujuh kabupaten sekitar Danau Toba

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Toba, IDN Times- PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) melanjutkan program konservasi berkelanjutan lewat kegiatan penanaman pohon dan pembangunan pembibitan modern guna menjaga keseimbangan ekosis serta neraca di Danau Toba. Khususnya di kawasan Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba.

Bersama Perum Jasa Tirta I (PJT I), Inalum membangun Pembibitan Modern Paritohan (PMP) dan Kebun Bibit Rakyat (KBR) di beberapa wilayah. Pembibitan modern ini menjadi fondasi penting dalam menjamin ketersediaan bibit unggul bagi program konservasi jangka panjang.

1. Langkah strategi menghadirkan konservasi efektif dan efisien

Program pembibitan modern yang dilakukan PT Inalum (dok.Inalum)

Kepala Divisi Konservasi dan Penghijauan PT Inalum Sunarno A. Rakino menegaskan, dua inisiatif ini menjadi langkah strategis dalam menghadirkan konservasi yang lebih efektif dan efisien.

“Tujuan utama pembangunan Pembibitan Modern Paritohan dan Kebun Bibit Rakyat adalah untuk menjamin ketersediaan bibit guna mendukung pelaksanaan Program Penanaman Pohon di DTA Danau Toba yang dilakukan Inalum dan PJT I setiap tahunnya,” ujar Sunarno.

2. Mulai beroperasi Mei 2025

Program pembibitan modern yang dilakukan PT Inalum (dok.Inalum)

PMP yang mulai dibangun sejak Juni 2024 dan beroperasi pada Mei 2025, berlokasi di kawasan Perumahan Inalum Paritohan, Desa Pintupohan, Kecamatan Pintupohan Meranti, Kabupaten Toba. Fasilitas ini memiliki kapasitas produksi hingga 500 ribu bibit per tahun. Sementara Kebun Bibit Rakyat tersebar di Balige (Kabupaten Toba), Dolok Sanggul (Kabupaten Humbang Hasundutan), dan Purba (Kabupaten Simalungun), masing-masing berkapasitas produksi 50.000 bibit per tahun.

Jenis bibit yang dikembangkan mencakup tanaman MPTS (Multi Purpose Tree Species) seperti alpukat, mangga, durian, aren, kemiri, jengkol, dan petai, serta tanaman kayu-kayuan seperti pinus, suren, mahoni, dan trembesi. Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada pelestarian lingkungan, tetapi juga menciptakan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat sekitar.

3. Program penanaman sejak 2018

Program pembibitan modern yang dilakukan PT Inalum (dok.Inalum)

Sementara Kepala Grup Layanan Strategis PT Inalum Daniel JP Hutauruk menjelaskan, sejak 2018 Inalum secara konsisten menanam pohon di kawasan DTA Danau Toba melalui berbagai kolaborasi, salah satunya bersama PJT I.

“Kami sudah melaksanakan program penanaman sejak 2018, dengan luasan 400 hektare di tahun 2018, 274 hektare di 2021, 260 hektare di 2022, 500 hektare di 2024, dan tahun ini kami kembali menargetkan 500 hektare,” ujar Daniel.

Berdasarkan Laporan Penyusunan Masterplan Konservasi 2022, luas lahan kritis di DTA Danau Toba mencapai sekitar 228.000 hektare, yang masuk kategori potensi kritis hingga sangat kritis. Menyikapi kondisi tersebut, Inalum memprioritaskan program penanaman pohon sebagai langkah nyata memperbaiki kualitas lingkungan, mengurangi lahan kritis, dan menjaga keberlanjutan ekosistem Danau Toba.

Program penanaman dilaksanakan secara berkelanjutan di tujuh kabupaten sekitar Danau Toba yakni Kabupaten Toba, Dairi, Karo, Humbang Hasundutan, Samosir, Simalungun, dan Tapanuli Utara. Jenis tanaman dipilih berdasarkan kesesuaian lahan dan nilai ekologisnya, seperti tanaman penahan erosi, peningkat infiltrasi air, serta penghijauan kawasan tangkapan air.

Editorial Team