Millennial mulai bijaksana dalam menggunakan media sosial, terutama dalam menghadapi berita hoaks. Mereka tidak mudah share atau berbagi
informasi sebelum mengecek kebenarannya. Millennial aktif mendorong wisdom of crowd,
agen klarifikasi informasi.
Millennial junior lebih aktif dibandingkan millennial senior di media sosial, pola perilaku mereka pun berbeda. Sumber menyebarnya hoaks bagi millennial senior lebih sering
melalui WhatsApp, sedangkan bagi millennial junior adalah melalui Facebook atau Instagram.
Berdasarkan hasil survey, media chat yang paling sering digunakan adalah WhasApp yaitu sebesar 97,1 persen pengguna, diikuti dengan short message service (SMS) reguler yaitu 28,7 persen, dan disusul dengan LINE yang sebanyak 8,2 persen. Di posisi 4 ada BlackBerry Messenger (BBM) dengan 1,7 persen, sedangkan di posisi kelima ada Telegram dengan tingkat penggunaan 0,5 persen. Ini menunjukkan bahwa WhatsApp merajai dengan mutlak sebagai media chat berkirim pesan antar millennials, baik senior maupun junior.
Jika dicari tahu lebih mendetail, Whatsapp, SMS dan BBM lebih dipilih oleh millennial senior daripada junior, meskipun dengan selisih persentase penggunaan yang kecil sekali. Warna merah menunjukkan penggunaan oleh millennial junior, sedangkan warna abu-abu menunjukkan tingkat penggunaan oleh millennial senior.
Sementara itu, LINE lebih digandrungi oleh millennial junior daripada senior. Sama halnya dengan Telegram yang memiliki lebih banyak pengguna millennial junior, karena aplikasi ini terbilang cukup baru masuk di pasaran.